• Convallis consequat

    Lorem ipsum integer tincidunt quisque tristique sollicitudin eros sapien, ultrices primis volutpat tempor curabitur duis mattis dapibus, felis amet faucibus...

  • Augue nullam mauris

    Lorem ipsum integer tincidunt quisque tristique sollicitudin eros sapien, ultrices primis volutpat tempor curabitur duis mattis dapibus, felis amet faucibus...

  • Donec conubia volutpat

    Lorem ipsum integer tincidunt quisque tristique sollicitudin eros sapien, ultrices primis volutpat tempor curabitur duis mattis dapibus, felis amet faucibus...

  • Primis volutpat tempor

    Lorem ipsum integer tincidunt quisque tristique sollicitudin eros sapien, ultrices primis volutpat tempor curabitur duis mattis dapibus, felis amet faucibus...

Opak2+pelcing lombok utara

pelcing opak
Gondang ...Berkunjung ke Lombok utara, yang merupakan kabupaten termuda di Ntb tidak lengkap kalo tidak mencoba makanan khas daerah ini, yaitu opak-opak yg digunakan sebagai piring untuk menaruh pelcing yang di kenal dengan rasanya yang sangat pedas.
inaq ari di kr. amor menuturkan bahwa makanan ini sangat mudah di jumpai, bahkan tiap hari bisa kita jumpai di warung-warung sekitaran desa gondang. ia menuturkan rata-rata harga yang ditawarkan adalah 2.500/bh, cukup murah kan.
yang perlu disiapkan adalah anda harus tahan pedasnya.
selamat mencoba

madu

madu merupakan zat kaya akan kandunganx

TEMU LAPANG MODEl KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL)


Temu Lapang Model Kawasan Rumah Lestari (M-KRPL) adalah merupakan salah satu program BPTP Provinsi Nusa tenggara Barat dalam hal peningkatan dan ketahan pangan masyarakat melalui pembentukan Model Kawasan Rumah Lestari. Kegiatan itu dilaksanakan di Kebun Bibit Desa  Model Kawasan Rumah Pangan Lestari(M-KRPL) Kelompok Wanita Tani “Melati” Dusun Lempenge Desa Rempek Kecamatan Gangga  Kabupaten lombok Utara,Senin (7/10)

Kepala BPTP Prov. Nusa Tenggara Barat Dr.Ir.Dwi Prapto  Sujatniko,MS menjelaskan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari adalah merupakan instruksi bapak presiden kepada Kementerian Pertnian RI yang dilaksanakan BPTP Provinsi NTB  pada kabupaten/kota agar setiap rumah bisa mencukupi pangannya sendiri yang  ditindak lanjuti dengan pemamfaatan halaman yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan kelompok tani dengan menanam berbagai tanaman sayur mayur dan untuk mencukupi pangan dan gizi keluarga
Ia menjelaskan pemerintah akan selalu mendampingi SKPD Kabupaten   Lombok Utara dari jenis teknologi dan inovasi   setiap saat terutama untuk masyarkat kebawah karena kurangnya pengetahuan dan ketrampilan agar lebih memahami bagaimana bercocok tanam di pekarangan dengan sistim polibec bahkan BPTP telah menyiapkan kebun bibit agar tidak kesulitan mengembangkan program ini. Dengan memamfaaatkan pekarangan dengan beternak ikan,beternak ayam dan memelihara ikan akan banyak mendatangkan mamfaat guna memenuhi kebutuhan keluarga.
Lebih lanjut dikatakannya Model Kawasan Rumah Lestari telah dikembangkan pada 24 lokasi di Nusa Tenggara Barat dan di Kabupaten Lombok utara baru dikembangkan di 2 desa yakni di Desa Sigar Penjalin dan Desa Rempek Dusun Lempenge  dan diharapkan akan menjadi model bagi desa lainnya
Dihadiapan Camat,Kades Rempek dan kelompok tani wanita dan tokoh masyarakat yang hadir Bupati KLU H. Djohan Sjamsu, SH dalam sambutannya menjelaskan kegiatan ini merupakan salah satu program pemberdayaan masyarakat dalam hal pemamfaatan pekarangan agar kebutuhan sayur bisa tercukupi
Dipilihnya Desa Rempek sebagai salah satu Model Kawasan Rumah Lestari karena Desa Rempek menjadi juara I pada Lomba Hatinya PKK di Tingkat Nusa Tenggara Barat dan meraih juara 6 di tingkat Nasional

PUNCAK ACARA HARI PANGAN SEDUNIA (HPS) XXXIII DI KABUPATEN LOMBOK UTARA

Puncak Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) XXXIII Tingkat Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2013 dipusatkan di Lapangan Supersemar Tanjung Kabupaten Lombok utara 7 November 2013 dan dihadiri Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat H. Muhammad Amin, SH,M.Si,Bupati KLU H. Djohan Sjamsu, SH beserta Wakil Bupati H. Najmul Akhyar, SH.MH dan hadir pula Wali Kota Mataram H. Akhyar Abduh dan sejumlah pejabat,Ketua TIM Penggerak PKK Prov. NTB dan kabupaten/kota se-Nusa Tenggara Barat.
 Acara tersebut mengusung tema ‘’Peningkatan Konsumsi Pangan  Hewani Yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) dalam upaya penjaminan keamanan dan gizi masyarakat yang berarti Indonesi kaya akan sumber daya alam sebagai sumber pangan  lokal yang memiliki nilai gizi adalah  tangung jawab pemerintah yang merupakan suatu keharusan agar bangsa Indonesia dapat mandiri.
Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat H. Muhammad Amin, SH, MSi. dalam sambutannya mengatakan peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) merupakan kegiatan tahunan yang dilaksanakan untuk menyegarkan kesadaran masyarakat akan penting dan wajibnya pemenuhan kebutuhan dan ketersediaan pangan yang cukup dan bergizi.
Dijelaskannya Peringatan itu juga dihajatkan untuk meningkatkan semangat dan etos kerja untuk terus berusaha memanfaatkan potensi pangan yang ada sebagai kebutuhan dasar masyarakat yang kecukupannya baik dari segi Kualitas maupun kuantitas, merupakan tanggungjawab masyarakat Nusa Tenggara Barat.
Menurutnya hal tersebut tidak dapat diwujudkan hanya dengan mengandalkan upaya yang dilakukan Pemerintah, namun partisipasi dari seluruh pihak dan seluruh lapisan masyarakat sangat diharapkan sebagai penentu terwujudnya ketahanan pangan. Tidak hanya itu tak kalah pentinya dilakukan diversifikasi pangan sebagai kunci keberhasilan untuk mengelola potensi dan penganekaragaman pangan masyarakat agar menjadi lebih berkualitas dan sehat.
“Pengembangan konsumsi pangan diarahkan agar kita tidak tergantung kepada satu jenis pangan saja, tetapi harus dapat memanfaatkan beranekaragam bahan pangan” ujarnya.
Di penghujung sambutannya wagub menjelaskan aspek keragaman pola konsumsi pangan penduduk terus mengalami peningkatan dimana konsumsi energy diatas standar internasional yakni sebesar 2.004 kilo kalori/kapita/hari, dan konsumsi protein juga melebihi standar nasional yakni sebesar 64,4 gram/kapita/hari.
Mengingat Lombok Utara sebagai kabupaten termuda dengan jumlah penduduk sekitar 216 ribu jiwa dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Nusa Tenggara Barat,bagi Bupati KLU H.Djohan Sjamsu,SH moment itu sangat tepat dilaksanakan di Lombok Utara dalam memotivasi dan mengoptimalkan sumber daya lokal menuju kemandirian pangan.
Ia menjelaskan strategi Pemerintah Lombok utara untuk meningkatkan Ketahanan Pangan berbagai upaya dilakukan diantaranya seperti  eksentifikasi pertaninan melalui percetakan sawah baru, revitalisasi jaringan irigasi yang tidak berfungsi dan optimalisasi penggunaan lahan kering untuk budi daya tanaman pangan dan holtikultura selain intensifikasi melalui optimalisasi penyuluhan,kerjasama dengan perguruan tinggi juga dilakukan diversifikasi melalui program P2KP (Percepatan Keanegaragaman Konsumsi Pangan), KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari),Desa Mapan,Pembangunan Lumbung Pangan sedangkan untuk ketahanan pangan tingkat rumah tangga dilakukan program kerjasama dengan TIM penggerak PKK kabupaten
Pada kesempatan itu Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat H. Muh.Amin, SH. M.Si didampingi Bupati KLU H. Djohan Sjamsu,SH beserta Wakil H. Najmul Akhyar, SH.MH menyerahkan bantuan secara simbolis  Rumah Potong Hewan Ruminansia (RPH-R Tanjung) senilai satu Milyar dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. NTB, makanan pendamping ASI 14.106,4 Kg dari Dinas kesehatan Prov. NTB sedangkan bantuan dari Dinas Kehutan Provinsi NTB diserahkan Alat Pengolah Produk HHBK jenis madu 2 paket dan bibit tanaman hutan 200 batang pohon dan Penyerahan hadiah lomba optimalisasi pemamfaatan pekarangan dan lomba cipta menu yang juara pertama di raih oleh Kabupaten Lombok Utara sedangkan pada Lomba optimalisasi pemamfaatan pekarngan keluar sebagai juara pertama diraih oleh Kelompok Wanita Tani Rahmat Jaya Kota Bima. (humas)

CARA KERJA PESTISIDA



Pestisida Racun Kontak
Pestisida jenis ini akan bekerja dengan baik jika terkena atau kontak langsung dengan OPT sasaran. Untuk jenis insektisida, penggunaan racun kontak sangat efektif untuk mengendalikan serangga yang menetap, seperti ulat, kutu daun, dan semut. Racun ini kurang bekerja baik terhadap serangga-serangga yang mempunyai mobilitas tinggi, seperti lalat, kutu kebul, dan belalang.
Pestisida Racun Pernapasan
Cara kerja racun pernapasan hanya ada pada insektisida dan akan bekerja jika terhisap melalui organ pernafasan. Waktu penyemprotan yang paling efektif adalah ketika hama sasaran sedang berada pada puncak aktifitasnya, sehingga dengan pernapasan yang semakin cepat maka semakin banyak pula racun yang dihisap.
Pestisida Racun Perut atau Racun Lambung
Racun dalam pestisida jenis ini akan bekerja jika bagian tanaman yang sudah disemprot termakan oleh hama/serangga sasaran. Beberapa rodentisida dan insektisida bekerja dengan cara ini.
Pestisida Racun Sistemik
Pestisida jenis ini akan bekerja jika racun yang disemprotkan ke bagian tanaman sudah terserap masuk ke dalam jaringan tanaman baik melalui akar maupun daun sehingga dapat membunuh OPT yang berada di dalam jaringan tanaman, seperti bakteri/fungi. Pada insektisida sistemik, serangga akan mati kalau sudah memakan atau menghisap cairan tanaman yang sudah menyerap racun. Cairan atau bagian tanaman yang dimakan akan menjadi racun lambung bagi serangga. Racun sistemik sangat cocok untuk mengendalikan serangga penghisap atau serangga yang sulit dikendalikan menggunakan racun kontak.
Herbisida PurnaTumbuh dan PraTumbuh
Pada herbisida purna tumbuh hanya akan bekerja pada bagian tanaman yang sudah memiliki organ sempurna, seperti akar, batang, dan daun. Sedangkan herbisida pra tumbuh akan mematikan biji gulma yang belum berkecambah.

Mengapa ini Diharamkan? Kenapa Pula ia Diciptakan ( BABI )

Mengapa Babi Haram ???
Dakwatuna.com – Apakah mungkin hewan yang diharamkan punya fungsi kehidupan? Mungkinkah mereka punya tabiat penciptaan yang berlawanan? Mereka di satu sisi haram karena punya dampak negatif terhadap tubuh dan di sisi lain punya misi kehidupan yang mungkin saja belum tersentuh oleh tangan dan pikiran manusia?
Hemat penulis, sebelum terlalu jauh mengais rahasia-rahasia penciptaan mereka, pemerhati tema-tema Qur’an diajak menelusuri hikmah-hikmah syariat yang telah mengharamkan mereka untuk dijadikan sebagai bahan makanan.
Pada umumnya, Islam mengharamkan daging hewan yang berkuku tajam, seperti: singa, harimau, macan, ular, kucing, anjing, dan tikus. Tentunya, laboratorium syariat tidak mengharamkan mereka kecuali ada sebab mendasar yang melatarbelakanginya. Olehnya itu, wajar jika hal tersebut menjadi proyek ilmiah yang menunggu sentuhan-sentuhan dunia sains. Mereka seakan-akan berkata kepada para saintis: “aku haram dimakan karena aku berbahaya terhadap kelangsungan hidup kalian. Akan tetapi, apakah Anda telah menemukan hikmah-hikmah syariat yang telah menjadikan aku haram untuk kalian?“
Dokter Sulaeman Qûsh berkata:

“Medis modern melaporkan bahwa air liur, kotoran, darah, dan sel-sel tubuh hewan-hewan ini mengandung virus yang mematikan, yaitu virus yang menyebabkan penyakit anjing.”[[2]] 
Jika demikian halnya hewan-hewan tersebut, bagaimana dengan babi sendiri?
Manusia cinta kebersihan dan jijik melihat kotoran. Setiap dari mereka punya fitrah penciptaan seperti ini. Olehnya itu, bukan hanya Islam yang mengharamkan babi, tetapi juga syariat-syariat terdahulu, seperti: Yahudi dan Nasrani.

Di dalam Taurat dikatakan:
(هَذِهِ الْبَهَائِمُ التَِّيْ تَأْكُلُوْنَهَا: البَقَرُ، وَالضَّأْنُ، وَالْمَعِزُ…، إِلاَّ هَذِهِ فَلاَ تَأْكُلُوْهَا، مِمَّا يَجْتَرُّ وَمِمَّا يَشُقُّ الظِّلْفَ: الْجَمَلَ وَالأَرْنَبَ وَالْوَبَرَ؛ لأَِنَّهَا تَجْتَرُّ، لَكِنَّهَا لاَ تَشُقُّ ظِلْفًا، فَهِيَ نَجِسَةُ لَكُمْ. وَالْخِنْزِيْرُ، لأَِنَّهُ يَشُقُّ الظِّلْفَ، لَكِنَّهُ لاّ يَجْتَرُّ، فَهُوَ نَجِسُ لَكُمْ، فَمِنْ لَحْمِهَا لاَ تَأْكُلُوْا وَجُثَثِهَا لاَ تَلْمِسُوْا).
“Hewan-hewan ini boleh kalian makan, seperti: sapi, domba, dan biri-biri…, kecuali hewan-hewan ini janganlah engkau memakannya; hewan yang mengeluarkan makanan dari perutnya kemudian dikunyah kembali dan yang kukunya terbelah dua, seperti unta, kelinci dan wabar (kelinci yang berbulu tebal). mereka najis untuk kalian karena tergolong spesies hewan yang mengunyah kembali makanan setelah dikeluarkan dari perut mereka sendiri, meskipun kuku mereka tidak terbelah dua. Demikian pula babi, ia najis untuk kalian karena kukunya terbelah, meski tidak mengunyah kembali makanannya dari perut. Olehnya itu, jangan makan dagingnya dan jangan pula menyentuh bangkainya!”[[3]]
Di Injil sendiri mengatakan:
(وَكَانَ هُنَاكَ عِنْدَ الْجِبَالِ قَطِيْعٌ كَبِيْرٌ مِنَ الْخَنَازِيْرِ يُرْعَى، فَطَلَبَ إِلَيْهِ الشَّيَاطِيْنُ قَائِلِيْنَ: (أَرْسِلْنَا إِلَىْ الْخَنَازِيْرِ لِنَدْخُلَ فِيْهَا)، فَأَذِنَ لَهُمْ يَسُوْعُ لِلْوَقْتِ، فَخَرَجَتْ الأَرْوَاحُ النَّجِسَةُ، وَدَخَلَتْ فِيْ الْخَنَازِيْرِ).
“di pegunungan sana ada sekelompok babi yang sedang digembala, maka setan pun menginginkannya dan berkata: (izinkanlah kami bersemayam di babi-babi itu!) Yesus pun kemudian mengizinkan mereka saat itu, sehingga ruh-ruh kotor keluar dan bersemayam di tubuh babi-babi tersebut” [[4]]
Di tempat lain diberitakan:
(لاَ تُعْطُوْا الْقُدْسَ لِلْكِلاَبِ، وَلاَ تَطْرَحُوْا دُرَرَكُمْ قُدَّامَ الْخَنَازِيْرِ لِئَلاَّ تَدُوْسُهَا بِأَرْجُلِهَا وَتَلْتَفِتَ فَتُمَزِّقَكُمْ).
“Jangan berikan Al-Quds kepada anjing-anjing itu dan jangan pula meletakkan berlian-berlian kalian di hadapan babi-babi itu supaya mereka tidak menginjak-injaknya dan kembali mengoyak-oyak kalian.”[[5]]

Hemat penulis, meskipun tidak secara eksplisit disebutkan pengharaman babi di Injil, tetapi karena ia merupakan simbol kejahatan yang dilakoni oleh ruh-ruh jahat dan umat selain umat Nasrani, maka ia pun dengan sendirinya mengajak fitrah mereka untuk menjauhinya. Bukan hanya itu, di Injil sendiri terdapat beberapa teks yang menyatakan bahwa Nabi Isa as. diutus untuk menyempurnakan syariat yang diemban Nabi Musa as… [[6]] Dan karena pengharaman babi merupakan salah satu syariat Taurat, maka babi pun diharamkan terhadap mereka. Akan tetapi, mengapa di sana masih ada kaum yang membolehkan makan babi? Bukankah ini menyalahi syariat dan fitrah penciptaan mereka sendiri?
Dalam hal ini, Islam pun mengharamkan babi. Ia dan syariat lain senantiasa memberikan perhatian penuh terhadap kesehatan jasmani dan rohani manusia. Olehnya itu, semuanya sepakat terhadap hukum ini.
Allah SWT berfirman:
â إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ بِهِ لِغَيْرِ اللَّهِ á
“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. (QS. Al-Baqarah [2]: 173)

Jika ada yang bertanya: “ada apa dengan babi? Mengapa semua syariat Allah mengharamkannya?”
Kepada Anda Ustadz Muhammad Rasyid Ridha menjawab:

“salah satu hikmah haramnya babi karena ia membawa virus berbahaya dan termasuk jenis hewan yang menyukai kotoran.
Kedokteran modern telah membuktikan bahwa bahaya babi datang dari makanannya yang kotor, sehingga di antaranya ada yang menjadi ulat, seperti: Trichinila Spiralis (الدُّوْدَةُ اللُّوْلَبِيَّةُ أَوْ الْحَلْزُوْنِيَةٌ). Ulat ini menjangkiti babi dari bangkai-bangkai tikus yang dilahapnya. Bukan hanya itu, daging babi sangat sulit dicerna akibat gumpalan lemak di serak-serak daging tersebut. Olehnya itu, perut terasa berat dan ingin muntah. Jika ia tidak dimuntahkan maka penderita akan mencer…
Jika Anda berkata: “Ayat al-An’am menegaskan bahwa sebab daging babi diharamkan karena ia kotor. Apakah karena ia suka kotoran ataukah di tubuhnya terdapat bahaya yang mengancam keselamatan jiwa?”

Ketahuilah! Sesungguhnya kata (الرِّجْسُ), yang artinya: kotor, penamaan terhadap segala sesuatu yang berbahaya dan menjijikkan, baik yang materinya nampak atau secara maknawi saja. Olehnya itu, semua yang bernajis disebut (رِجْس) kotoran. Dan pastinya, penamaan Surah al-An’am (الرِّجْسُ)terhadap babi memberi indikasi kuat bahwa ia haram dimakan karena berbahaya dan menjijikkan.”[[7]]

dr. Sulaeman Qûsh menegaskan pernyataan di atas pada laporannya berikut ini:
“babi adalah binatang yang malas dan terlalu suka berhubungan intim. Ia tidak suka cahaya matahari dan tidak punya semangat juang membela diri dari musuh-musuhnya.
Dia memakan semua makanan yang diberikan, bahkan kotorannya sendiri atau kotoran manusia. Ia lebih suka menghabiskan hidupnya di tempat kotor dari tempat yang bersih. Kerjanya makan dan tidur, serta tidak suka bepergian jauh. Jika betinanya ditunggangi oleh jantan lain ia tidak menampakkan sedikit pun kecemburuan dan amarah terhadapnya.
Babi salah satu jenis hewan yang mengantongi pelbagai jenis virus yang mematikan. [[8]] Maka dari itu, ia tidak layak dikonsumsi manusia.”[[9]]
Jika ada yang bertanya dan berkata: “Anda telah menjelaskan panjang lebar hikmah pengharaman babi. Sekarang, tolong beberkan makna-makna kehidupan di balik penciptaannya.”
Ustadz Nursi meletakkan batu pijakan dan pondasi dalam masalah ini. Beliau berkata:
“Setiap makhluk di semesta ini punya tugas masing-masing. Bukan hanya itu, setiap partikel terkecil di kosmos ini punya fungsi tersendiri. Artinya, tidak ada makhluk di alam ini kecuali punya misi yang mereka sedang jalani. Olehnya itu, mereka adalah petugas Rabbânî yang menjalankan misi ketuhanan.”[[10]]
Berangkat dari sini, penulis melihat, sesuai dengan apa yang telah dijelaskan di atas, bahwa babi adalah Cleaning Service gratis yang membersihkan wajah bumi dari pelbagai bentuk kotoran. Olehnya itu, dengan menyadari fitrah penciptaannya, ia melahap kotorannya sendiri dan kotoran manusia. Andai saja tahinya yang tercecer itu tidak dilahap kembali, maka siapa lagi yang akan memungutnya? Kotoran, sampah, dan limbah manusia merupakan isu global yang butuh penanganan serius dan belum terpecahkan sampai pada detik ini. Olehnya itu, wahai mereka yang lalai! Sadar dan pujilah Allah yang membantu kalian mengatasi masalah rumit tersebut! Babi itu tahu diri, bahkan ia ikut sibuk dan turut andil mengentaskan polusi udara oleh ulah tangan kalian sendiri.
Di lain sisi, babi telah menjadi cermin terhadap manifestasi keagungan Sang Maha Bersih, Maha Mengurus, Menjaga keseimbangan kosmos, dan Maha Bijak. Ia mencerminkan sinar-sinar ketauhidan yang terpadu. Ia merupakan ukiran-ukiran keagungan dan ketinggian sifat-sifat Allah tersebut.
Hewan ini pun tidak tinggal diam untuk melukiskan makna-makna kehidupan. Ia seperti menyapa Anda dengan begitu lembutnya dan berkata: “wahai khalifah Allah! Janganlah kalian menyerupai diriku! Jika aku malas kalian harus rajin, jika aku penakut kalian harus pemberani, jika aku terlalu berlebihan melakukan hubungan intim maka kalian wajib menempatkan nafsu sesuai dengan batasan-batasan syariat. Jika kalian seperti ini maka niscaya kalian menjadi insan-insan Rabbânî. Akan tetapi, jika kalian menyerupai diriku maka kalian lebih rendah dariku. Aku menjalankan fungsi kehidupan dan ketauhidan dengan sempurna, tetapi kalian lalai dan lupa diri oleh nafsu.”
Kemuliaan hewan ini tidak terbatas sampai di sini, tetapi ia telah menjadi bahan baku celaan Al-Qur’an terhadap bangsa Yahudi yang melanggar kehormatan hari Sabtu. [[11]] Olehnya itu, mereka dilaknat Allah dengan menjadikan wujud mereka berwujud monyet dan babi sebagaimana yang difirmankan ayat ini:
â قُلْ هَلْ أُنَبِّئُكُمْ بِشَرٍّ مِنْ ذَلِكَ مَثُوبَةً عِنْدَ اللَّهِ مَنْ لَعَنَهُ اللَّهُ وَغَضِبَ عَلَيْهِ وَجَعَلَ مِنْهُمُ الْقِرَدَةَ وَالْخَنَازِيرَ وَعَبَدَ الطَّاغُوتَ أُولَئِكَ شَرٌّ مَكَانًا وَأَضَلُّ عَنْ سَوَاءِ السَّبِيلِ á (QS. Al-Maidah [5]: 59)

Di penghujung tulisan singkat ini, saya mengajak pemerhati tema-tema keislaman menyuarakan kesimpulan berikut ini:
“Sebenarnya babi bukan ancaman bagi manusia. Bahaya yang datang darinya lahir dari ulah tangan-tangan jahil. Mereka telah melanggar kesepakatan syariat-syariat Allah yang mengharamkannya. Seandainya Anda tidak menyentuhnya maka ia pun dengan sendirinya enggan menyakiti Anda. Akan tetapi, Anda sakit karena telah mengabaikan aturan tersebut. Biarkan dia menjalankan misi kebersihan wajah dunia yang diemban fitrahnya! Biarkan dia memancarkan kilau ketauhidan sebagai manifestasi keagungan dan kemuliaan Zat-Nya yang Maha Bersih, memelihara, menjaga, dan Maha Bijak! Biarkan mereka melantunkan tasbih ketauhidan dengan membantu Anda menjaga kebersihan dan Jangan sekali-kali menyakiti mereka dengan menyembelih dan memakannya! Anda patut dihukum karena melanggar larangan. Bukan hanya itu, tapi Anda telah menghapus pahatan-pahatan ketauhidan dan renda-renda kehidupan yang tengah dilakoninya. Hematnya, Hikmah-hikmah ini menghendaki babi tercipta. Bukankah seribu satu kebaikan lebih diutamakan penciptaannya dari satu keburukan yang belum pasti?”

Catatan Kaki:
[1] Artikel ini jawaban terhadap pertanyaan salah seorang pemerhati tema-tema keislaman di www.dakwatuna.com: “apa manfaat babi ya? Soalnya itu jg jd pertanyaan sampai skrng sama anakku. belum terjawab dengan ilmiah.”
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2011/12/17062/lalat-sehina-itukah-dia-atau-dia-lebih-mulia-dari-itu/#ixzz1gbVQfmFj
[2] dr. Sulaeman Qûsh, Hikmah wa Asbâb Tahrîm Lahmul Khinzîr fi al-Ilmi wa ad-Dîn, kata pengantar oleh: Muhammad Muhyiddin al-Ashfar, Dar al-Basyir, Cairo, hlm. 17
[3] Perjanjian Lama, Kitab Bangsa Levi, Dar al-Kitab al-Muqaddas, Cairo, cet. 1, 2003, Ayat 11: 1-8
[4] Perjanjian Baru, Injil Markus, Ayat 5: 11-13
[5] Perjanjian Baru, Injil Matius, Ayat 7: 6
[6] Lihat: Ibid, Ayat: 5: 17-18
[7] Lihat: Tafsir al-Manâr, vol. 6, hlm. 135-136
[8] Di dalam tubuh babi terdapat aneka ragam cacing dan virus. Di antaranya:
1. Fasciolepsis Buski (فاشيولبس بوسكي)
Jenis cacing ini tinggal di perut babi dalam jangka waktu yang cukup lama. Ia keluar bersama dengan kotoran dan menetap di genangan air. Jenis ini dapat menyebabkan gangguan alat pencernaan, mencer, dan pembengkakan tubuh yang mengakibatkan kematian.
2. Round Worms (الديدان المستديرة):
Cacing ini panjangnya 270 mm, ia disebut dengan ulat beracun karena dapat menjalar ke seluruh tubuh. Di antara penyakit yang ditimbulkan: radang paru-paru, sesak nafas, alat pencernaan tersumbat, dan radang pankreas.
3. Hook Worms (الديدان الخطافية):
Cacing ini masuk ke tubuh lewat pori-pori kulit. Ia dapat menyebabkan mencer yang disertai pendarahan kuat sehingga stamina tubuh melemah, kulit berubah, tubuh membengkak, dan lemah jantung.
4. Paragonimus (باراجونيميا):
Jenis ini hidup di paru-paru babi. Ia dapat menyebabkan gangguan pernafasan bagi babi sendiri dan obatnya belum ditemukan sampai pada saat sekarang. Di antara penyakit yang ditimbulkan: gangguan pernapasan yang mengakibatkan batuk keras dan pendarahan kuat di paru-paru.
5. Clonorchis Sinensis (كلونوركس سيننسس):
Cacing ini hidup di sekitar hati babi. Ia dapat menyebabkan gangguan hati, mencer, dan kematian akibat kekurangan cairan.
6. Giganthorinchus (جايجا نثورنكس):
Cacing ini hidup di alat pencernaan babi dan dapat menyebabkan kekurangan darah dan gangguan alat pencernaan. Yang demikian itu karena ia hidup di dinding alat pencernaan manusia.
7. Trichinila Spiralis (الدودة اللوبية أو الحلزونية):
Jenis cacing ini sulit terdeteksi, tubuhnya sangat kecil. Ia hidup di daging babi dalam jangka waktu yang cukup lama dan belum diketahui sampai pada saat sekarang derajat panas yang mungkin dapat melumpuhkannya di saat dimasak. Di antara penyakit yang ditimbulkan: rematik, anggota tubuh terasa nyeri, perih, dan lambat bergerak sehingga ia tidak dapat bekerja keras. Ia dapat menyebabkan kematian jika menyumbat saluran makanan yang menghubungkan antara perut dan dada. Di samping itu, jika ia hidup di perut maka akan menimbulkan penyakit perut, mencer, anggota tubuh melemah, dan pembengkakan di wajah dan mata.
8. Schistosoma Japonicum (دودة البلهارسية الآسيوية):
Spesies ini sangat berbahaya. Babi salah satu hewan yang memelihara cacing ini. Ia masuk ke tubuh manusia lewat pori-pori dan menyusut ke darah dan paru-paru. Setiap ekor dari mereka menghasilkan 20.000 telur tiap harinya yang setiap saat menjadi ancaman berbahaya terhadap alat pencernaan, hati, dan otak. Ia dapat menimbulkan pelbagai jenis penyakit yang dapat mengakibatkan lumpuh dan kematian.
[Lihat: dr. Sulaeman Qûsh, Op. Cit. hlm. 24-30]
Hematnya, tsunami bahaya babi bukan hal yang dapat ditutupi dan dipungkiri. Khususnya, pasca flu babi (H1N1, atau H1N1/09) yang menggemparkan dunia pada tahun 2009. Virus ini terdiri dari 5 jenis virus yang berbeda, yaitu: flu babi dan burung di Amerika Timur, flu manusia, dan dua flu babi asal Asia dan Eropa. Yang jelasnya, komplikasi virus-virus ini terjadi di tubuh babi. [Lihat: Prof. Dr. Sahar Talaat, Liqâh Influensa al-Khanâzîr, published by: www.islamonline.net, 1430 H/2009 M, hlm. 8]
[9] Op. Cit, hlm. 18-19, dan lihat juga pernyataan Ustadz Nursi tentang bahaya daging dan lemak babi di: Masâil ad-Daqîqah fil Ushûl wa al-Aqîdah, hlm. 69-70
[10] Bediuzzaman Said Nursi, Haqâiq al-Ïmân, diterjemahkan ke bahasa Arab oleh: Ustadz Qâshim ash-Shâlihî, Sözler Publications, cet. 5, 2009, hlm. 70
[11] Mereka diwajibkan tinggal beribadah di rumah mereka pada hari tersebut dan tidak melakukan kegiatan apapun seperti hari-hari sebelumnya. Namun, mereka tidak mematuhi kewajiban itu dan meninggalkan rumah mereka menuju pesisir laut menangkap ikan setelah air surut. Di antara penafsir ada juga yang mengatakan bahwa yang dilaknat jadi monyet adalah bangsa Yahudi yang melanggar kehormatan hari Sabtu dan yang dilaknat menjadi babi adalah mereka yang mengingkari kebenaran jamuan (المائدة) Allah SWT terhadap Nabi Isa As. Yang turun langsung dari langit. [Lihat: Tafsir Syekh Abi as-Suûd, vol. 2, hlm. 292]

Sumber:

Budidaya Semangka


Budidaya Semangka
SEMANGKA Semangka merupakan salah satu jenis buah berkadar air tinggi serta banyak digemari oleh masyarakat karena buah semangka memiliki cita rasa khas serta cara penyajiannya juga mudah. Sementara bagi petani, budidaya semangka memberikan keuntungan cukup besar karena produktivitas tanaman semangka tinggi apalagi masa budidaya buah semangka juga singkat. Kemajuan teknologi yang semakin berkembang pesat membuat kualitas dan daya adaptasi tanaman semangka terus meningkat. Disamping bentuk buah beragam, baik warna maupun ukuran buah semangka juga semakin bervariasi. Selain itu, sekarang bahkan sudah banyak dibudidayakan varietas semangka nonbiji, harganya pun relatif terjangkau sehingga membuat buah semangka semakin digemari oleh semua lapisan masyarakat.

CARA MENANAM SEMANGKA YANG BAIK
SYARAT TUMBUH TANAMAN SEMANGKA
Tanaman semangka memerlukan curah hujan antara 40-50 mm/bulan, ketinggian tempat optimal 300 mdpl. Selain itu, tanaman semangka membutuhkan intensitas sinar matahari penuh sepanjang hari tanpa naungan untuk membantu proses fotosintesis. Agar diperoleh kualitas buah tinggi, budidaya semangka membutuhkan suhu optimal berkisar 25-30 derajat C. Kelembaban udara terlalu tinggi akan mendorong perkembangan penyakit, terutama cendawan patogen. Budidaya semangka membutuhkan tanah gembur serta subur untuk menopang pertumbuhan serta berproduksi optimum, seperti tanah bertekstur lempung berpasir serta kaya akan kandungan bahan organik. Oleh karena itu, pengolahan tanah secara intensif disertai penambahan pupuk organik dalam jumlah cukup merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan budidaya semangka. Jika penanaman semangka dilakukan di tanah berat, maka akan menekan laju pertumbuhan, kualitas buahnya pun rendah, buah pecah-pecah. Budidaya semangka membutuhkan air dalam pemeliharaannya karena 90% kandungan buah semangka terdiri dari air. Lokasi penanaman untuk budidaya semangka sebaiknya dipilih bukan bekas lahan tanaman semangka atau sefamili. Minimal sudah diberakan selama 2 tahun agar diperoleh hasil optimal.

 PERSIAPAN TEKNIS BUDIDAYA SEMANGKA
Pengukuran pH tanah diperlukan dalam menentukan jumlah pemberian kapur pertanian pada tanah masam atau pH rendah (di bawah 6,5). Pengukuran bisa dilakukan menggunakan kertas lakmus, pH meter, atau cairan pH tester. Pengambilan titik sampel bisa dilakukan secara zigzag.

PELAKSANAAN BUDIDAYA SEMANGKA
Persiapan Lahan Budidaya Semangka Persiapan lahan budidaya semangka meliputi pembajakan dan penggaruan tanah, pembuatan bedengan, pemberian kapur pertanian sebanyak 1,5 ton/ha untuk pH tanah di bawah 6, pemberian pupuk kandang fermentasi sebanyak 40 ton/ha serta pupuk NPK 15-15-15 sebanyak 1,5 ton/ha. Kemudian dilakukan pengadukan/pencacakan agar pupuk yang sudah diberikan bercampur dengan tanah. Pembuatan bedengan pada budidaya semangka dilakukan dengan cara mencangkul tanah di bagian parit kemudian menaikkan tanah tersebut ke bagian atas bedengan sehingga permukaan bedengan menjadi lebih tinggi. Bedengan dibuat selebar 5 meter, jarak antar bedengan 60 cm serta tinggi bedengan 40-60 cm. Langkah selanjutnya, tanah di bagian tengah bedengan dibagi menjadi dua bagian lalu diangkat ke masing-masing tepi bedengan sehingga kedua tepi bedengan akan membentuk bedengan tanam dengan lebar 1 meter. Cara menanam semangka sistem ini, dalam satu bedengan selebar 5 meter terdapat dua bedengan tanam selebar 1 meter. Kedua bedengan tanam tersebut dibuat miring ke arah tengah, pada titik tengah pertemuan kedua bedengan dibuat saluran air selebar 20 cm, kedalaman 10 cm. Setelah bedengan siap, persiapan selanjutnya adalah pemasangan mulsa PHP (Plastik Hitam Perak). Mulsa PHP dipasang pada bedengan tanam yang berada di masing-masing tepi bedengan, sedangkan pada bagian yang miring ke arah tengah bedengan ditutup rapat menggunakan jerami. Maksud dari perlakuan ini untuk menekan pertumbuhan gulma. Mulsa PHP berukuran lebar 120 cm, sisi berwarna perak menghadap ke atas, sedangkan sisi berwarna hitam menghadap ke tanah. Pemasangan mulsa dilakukan saat terik matahari agar mulsa PHP mudah ditarik serta lebih hemat pemakaian. Setelah mulsa terpasang dilakukan pembuatan lubang tanam di bagian tepi luar bedengan, jarak antartanaman 60 cm. Masing-masing bedengan tanam terdapat satu baris lubang tanam.
Persiapan Pembibitan dan Penanaman Budidaya Semangka Persiapan pembibitan budidaya semangka membutuhkan rumah atau sungkup pembibitan untuk melindungi bibit muda. Kemudian menyediakan media semai dengan komposisi 20 liter tanah, 10 liter pupuk kandang, 150 g NPK halus. Setelah itu media campuran dimasukkan ke dalam polibag semai. Benih yang akan ditanam harus dipersiapkan secara benar sehingga setelah ditanam di lahan, tanaman semangka memiliki pertumbuhan optimal dan menghasilkan buah semangka berkualitas. Jumlah bibit semangka untuk budidaya semangka cara seperti ini kurang lebih 8.000 tanaman/ha termasuk cadangan bibit penyulam. Kebutuhan benih kurang lebih 500-600 gram. Sebelum melakukan penyemaian benih, sebaiknya benih direndam dalam larutan fungisida sistemik berbahan aktif simokanil atau metalaksil, dosis/konsentrasi ½ dari dosis terendah yang dianjurkan pada kemasan selama 6 jam, baru kemudian benih disemai pada media. Untuk mempercepat perkecambahan benih permukaan media ditutup menggunakan kain goni (bisa juga menggunakan mulsa PHP) serta dijaga dalam keadaan lembab. Pembukaan penutup permukaan media semai dilakukan apabila benih sudah berkecambah, baru kemudian benih disungkup menggunakan plastik transparan. Pembukaan sungkup dimulai pada jam 07.00-09.00, dibuka lagi jam 15.00-17.00. Umur 5 hari menjelang tanam sungkup harus dibuka secara penuh untuk penguatan tanaman. Penyiraman bibit tanaman semangka jangan terlalu basah serta dilakukan setiap pagi. Penyemprotan menggunakan fungisida berbahan aktif simoksanil dan insektisida berbahan aktif imidakloprid dilakukan umur 8 hss (hari setelah semai), dosis/konsentrasi ½ dari dosis terendah. Bibit berdaun sejati 4 helai siap dipindah tanam ke lahan. Penanaman sebaiknya dilakukan saat pagi hari sebelum jam 10.00 atau sore hari setelah jam 15.00 untuk menghindari tanaman mengalami stress tinggi akibat sengatan terik matahari. Cara penanamannya mula-mula lepaskan bibit beserta medianya dari polybag semai. Lakukan secara hati-hati agar media tidak pecah, setelah itu masukkan bibit ke dalam lubang tanam yang sudah dipersiapkan hingga leher akar tertutup tanah. Kemudian tanah di sekitar bibit sedikit dipadatkan menggunakan tangan. Usahakan posisi bibit setelah ditanam dalam keadaan tegak supaya tidak ada bagian bibit tanaman semangka yang menyentuh mulsa. Untuk memudahkan pemeliharan, pastikan bibit berukuran sama ditanam pada satu lokasi tertentu.

PEMELIHARAAN TANAMAN PADA BUDIDAYA SEMANGKA
Pada budidaya semangka, perawatan atau pemeliharaan tanaman harus dilakukan secara rutin semenjak setelah selesai penanaman hingga buah semangka dipanen. Upaya pemeliharaannya antara lain penyulaman, pemangkasan dan pembentukan tajuk, sanitasi lahan dan pengairan, pemupukan susulan, pemeliharaan buah, serta pengendalian hama penyakit tanaman. Penyulaman Pada Budidaya Semangka Penyulaman pada budidaya semangka paling lambat dilakukan umur 3 hari setelah tanam (HST) sampai umur tanaman 10 hari. Tanaman semangka yang sudah terlalu tua apabila masih terus disulam mengakibatkan pertumbuhan tidak seragam, hal ini akan berpengaruh terhadap perawatan tanaman semaangka serta pengendalian hama penyakit ketika berumur dewasa. Pemangkasan dan Pembentukan Tajuk Tanaman Pada Budidaya Semangka Pemangkasan merupakan kegiatan membuang cabang tidak produktif untuk membentuk percabangan optimum. Kegiatan ini bertujuan menyeragamkan pertumbuhan tanaman semangka, menjamin proses produksi berlangsung maksimal, menekan resiko serangan hama penyakit, serta merangsang tumbuhnya tunas-tunas produktif. Umur 10-12 HST tanaman semangka mulai membentuk 5-6 helai daun sejati. Tahap ini merupakan waktu paling baik untuk melakukan pemangkasan bentuk. Pemotongan titik tumbuh dilakukan dengan menggunting sekitar 2 cm bagian paling pucuk menggunakan gunting, sebelumnya gunting dicelupkan ke dalam larutan fungisida. Tujuan pencelupan gunting ke dalam larutan fungisida untuk menghindari infeksi penyakit setelah pemotongan, terutama serangan cendawan. Sisa pemotongan jangan sampai berserakan di lahan karena berpotensi menjadi penular penyakit, sisa potongan tersebut harus dikumpulkan dan dimusnahkan segera setelah kegiatan pemangkasan selesai. Pemangkasan pucuk atau titik tumbuh jangan sampai terlambat karena akan berdampak terhadap produktivitas. Tunas baru akan muncul 4-5 hari setelah pemotongan pucuk. Setelah tunas baru membentuk 4-5 ruas, lakukan pemilihan 3 tunas dengan pertumbuhan cepat dan seragam, tunas-tunas ini terus dipelihara menjadi tunas produktif. Ketiga tunas produktif tersebut diatur membentuk huruf W berjarak antarcabang 15-20 cm. Arahkan menjalar sesuai arah kemiringan bedengan. Tunas atau cabang yang tidak terpilih dipotong menggunakan gunting, gunting potong sebelumnya dicelupkan terlebih dahulu ke dalam larutan fungisida. Sisa potongan tunas tersebut dikumpulkan lalu segera dimusnahkan. Agar hasil fotosintesis tidak digunakan untuk membentuk tunas tidak produktif, maka seluruh cabang sekunder di bawah ruas atau daun ke-14 dipotong, sebaiknya proses pemotongan dilakukan secara periodik. Sanitasi Lahan dan Pengairan Budidaya Semangka Sanitasi lahan pada budidaya semangka merupakan kegiatan membersihkan areal budidaya. Sanitasi lahan pada budidaya semangka ini meliputi : pengendalian gulma/rumput, pengendalian air saat musim hujan sehingga tidak muncul genangan, pemusnahan ranting atau cabang bekas pemangkasan, serta pencabutan dan pemangkasan bagian tanaman semangka terserang hama penyakit. Kegiatan sanitasi lahan pada budidaya semangka bertujuan menjamin proses produksi berlangsung secara maksimal dengan menekan resiko serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) serta menekan persaingan dengan gulama untuk mendapatkan sinar matahari dan unsur hara. Budidaya Tanaman semangka pada dasarnya tidak membutuhkan air yang terlalu banyak. Walaupun demikian proses fotosintesis sangat membutuhkan air. Oleh karena itu, pemberian air yang tepat seefisien mungkin akan membantu menekan biaya sekaligus menghasilkan produksi optimal. Pengairan atau irigasi adalah kegiatan memberi air sesuai kebutuhan tanaman di daerah perakaran dengan air yang memenuhi standar. Proses pengairan dilakukan pada waktu, cara, dan jumlah yang tepat untuk menjamin kebutuhan air bagi tanaman sehingga pertumbuhan dan proses produksinya berjalan dengan baik. Saat sebelum tanam dan setelah tanam, bibit disiram cukup basah agar bibit tidak stress kekeringan sehingga dapat segera beradaptasi dengan kondisi di lahan. Tiga hari setelah tanam lakukan pengontrolan, jika terjadi kekeringan maka tanaman semangka yang baru dipindah ke lahan harus segera diairi. Hal ini perlu diperhatikan karena pada fase-fase ini akar tanaman semangka belum tumbuh dan masih dalam tahap penyesuaian diri dengan lingkungan barunya. Ketika musim kemarau pengairan dilakukan dua hari sekali sampai menjelang berbunga, atau sekitar 21 HST. Menjelang pembungaan atau sebelum bunga mekar perlu dilakukan penggenangan lahan setiap hari, hal ini bertujuan menjaga kerontokan bunga. Setelah memasuki proses pembungaan sebaiknya lahan tidak diairi dulu agar pembentukan buah semangka tidak terganggu serta buahnya tidak mudah pecah. Sewaktu buah semangka sudah sebesar telur ayam perlu dilakukan pengairan, hal ini bertujuan menjaga kelembaban lahan agar tetap stabil serta ukuran buah bisa optimal. Setelah dilakukan seleksi buah semangka, kelembaban lahan perlu dijaga sampai sekitar 23 hari dari bunga mekar. Fase ini merupakan fase pembentukan buah, apabila kekurangan air kulit buah semangka akan mengeras, kemudian setelah diairi kembali buah semangka akan banyak yang pecah kemudian membusuk. Setelah 24 hari semenjak pembungaan, pengairan sedikit demi sedikit harus dikurangi. Hingga 10 hari menjelang panen, pengairan dihentikan agar lahan menjadi kering, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh kadar gula tinggi dalam buah semangka, serta memudahkan pemanenan semangka. Pemupukan Susulan Budidaya Semangka Tanaman semangka merupakan tanaman berumur pendek. Disamping itu, pertumbuhan tanaman semangka juga sangat cepat. Pemberian pupuk dasar saat persiapan lahan masih belum mencukupi untuk pencapaian produksi optimal. Oleh karena itu, pemupukan susulan budidaya semangka perlu dilakukan, bertujuan memberikan unsur hara tambahan pada tanaman semangka agar nutrisi tanaman terpenuhi sehingga menjamin pertumbuhan secara optimal serta menghasilkan produksi bermutu sesuai standar kualitas produk. Pupuk akar diberikan dengan cara pengocoran. Pupuk susulan pertama diberikan umur 5 hst menggunakan pupuk NPK 15-15-15, dosis 3kg NPK 15-15-15, 1kg ZK dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman diberikan 200ml. Pupuk susulan kedua diberikan umur 15 hst menggunakan pupuk NPK 15-15-15, dosis 4kg NPK 15-15-15, 2kg ZK dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman diberikan 200ml. Pupuk susulan ketiga diberikan setelah seleksi buah (25-30 hst) menggunakan pupuk NPK 15-15-15, dosis 4kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman diberikan 200ml. Pupuk susulan keempat diberikan 7-10 hari setelah pemupukan ketiga menggunakan pupuk NPK 15-15-15, dosis 4kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman diberikan 200ml. Pemeliharaan Buah Semangka Buah semangka yang sudah terbentuk perlu diseleksi dan dipelihara agar pertumbuhan ukurannya maksimal sesuai deskripsi varietas serta mencapai standar mutu yang ditetapkan oleh pasar tujuan. Langkah pemeliharan buah semangka mencakup seleksi buah dan pembalikan buah. Seleksi buah semangka ditunjukan untuk mendapatkan buah semangka dengan pertumbuhan paling optimum dan berbentuk sempurna. Untuk tujuan budidaya semangka varietas berukuran besar, sebaiknya dipilih 1 buah semangka yang memiliki pertumbuhan paling baik. Seleksi buah dilakukan ketika buah semangka yang terbentuk sudah berukuran sebesar telur ayam. Pilih satu diantara buah semangka yang terbentuk pada 3 cabang. Kriteria buah semangka pilihan adalah buah yang memiliki pertumbuhan paling bagus. Bila pertumbuhan buah semangka seragam, pilih dari cabang yang paling vigor. Untuk varietas berbobot buah kecil (kurang dari 2 kg), pada satu tanaman dapat dibesarkan 2-3 buah. Buah semangka dipelihara dipilih yang berada di cabang yang berbeda dengan posisi ruas yang seragam, yaitu pada ruas 13-15 agar keseragaman buah semangka dapat terpenuhi. Pemotongan terhadap buah semangka yang tidak lolos seleksi dilakukan saat cuaca panas setelah pukul 09.00. Hal ini dimaksudkan agar menghindari infeksi penyakit pada bekas potongan buah. Buah semangka yang tidak dipilih dipotong menggunakan gunting, sebelumnya gunting direndam terlebih dahulu dalam larutan fungisida. Buah semangka hasil potongan dikumpulkan untuk segera dimusnahkan. Pembalikan buah semangka merupakan kegiatan membalik buah agar bagian buah semangka di bawah bertukar posisi dengan bagian buah yang berada di atas. Hal ini bertujuan mengurangi kelembaban berlebihan pada salah satu sisi buah semangka serta memberikan penyinaran berimbang pada seluruh bagian buah.
PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT PADA BUDIDAYA SEMANGKA HAMA TANAMAN SEMANGKA Gangsir Hama gangsir menyerang batang tanaman muda terutama tanaman semangka yang baru saja pindah tanam. Serangan gangsir dilakukan di malam hari, dengan cara memotong batang tanaman semangka tetapi tidak memakannya. Hama ini bersembunyi di dalam tanah dengan membuat liang dalam tanah, keberadaan gangsir dapat dicirikan adanya onggokan tanah pada muka liang. Cara pengendalian hama gangsir dalaam budidaya semangka ini adalah dengan pemberian insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam. Ulat Tanah Hama ulat tanah jenis ini juga menyerang tanaman semangka di malam hari, sedangkan siang harinya bersembunyi di dalam tanah atau di balik mulsa PHP. Ulat tanah menyerang batang tanaman muda dengan cara memotongnya, sehingga sering dinamakan juga ulat pemotong. Cara pengendalian hama ulat tanah dalam budidaya semangka adalah dengan pemberian insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam. Ulat Grayak Ulat grayak menyerang daun tanaman semangka bersama-sama dalam jumlah sangat banyak, hama ulat jenis ini biasanya menyerang tanaman semangka di malam hari. Pengendalian ulat grayak dalam budidaya semangka adalah dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk kemasan. Ulat Jengkal Gejala serangan ulat jengkal ditandai pada tepi daun muda terdapat bekas gigitan serangga, makin lama makin ke tengah hingga tersisa tulang daunnya. Pengendalian hama ulat jengkal dalam budidaya semangka adalah dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Thrips Serangan hama thrips ditandai adanya bercak-bercak keperakan pada daun tanaman semangka terserang. Hama ini lebih suka mengisap cairan daun muda sehingga menyebabkan daun tanaman semangka terserang mengeriting, akhirnya tanaman semangka menjadi kerdil. Pengendalian hama thrips dalam budidaya semangka adalah dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Kutu Daun Hama kutu daun mengisap cairan tanaman semangka terutama pada daun muda, kotoran dari hama kutu jenis ini berasa manis sehingga mengundang semut. Daun tanaman semangka terserang mengalami klorosis(kuning), menggulung, mengeriting, akhirnya tanaman semangka menjadi kerdil. Pengendalian hama kutu daun dalam budidaya semangka adalah dengan cara penyemprotan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk kemasan. Kutu Kebul Hama ini berwarna putih, bersayap, tubuhnya diselimuti serbuk putih seperti lilin. Hama kutu kebul menyerang serta menghisap cairan sel daun sehingga sel-sel dan jaringan daun rusak. Pengendalian hama kutu kebul dalam budidaya semangka adalah dengan cara penyemprotan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk kemasan. Tungau Hama tungau bersembunyi di balik daun kemudian menghisap cairan daun. Daun semangka terserang berwarna kecoklatan, terpelintir, serta permukaan bawah daunnya terdapat benang-benang halus berwarna merah atau kuning. Pengendalian tungau adalah dengan cara penyemprotan insektisida akarisida berbahan aktif propargit, dikofol, tetradifon, piridaben, klofentezin, amitraz, abamektin, atau fenpropatrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Kumbang Daun Kumbang daun dinamakan juga oteng-oteng. Serangannya ditandai adanya bekas gigitan serangga membentuk guratan-guratan konsentris pada daun. Selain merusak daun kumbang ini juga merusak bunga semangka. Pengendalian hama kumbang daun adalah dengan cara penyemprotan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Lalat Buah Lalat betina dewasa menyerang buah semangka dengan cara menyuntikkan telurnya ke dalam buah, kemudian telur berubah menjadi larva, telur-telur ini akhirnya menggerogoti buah semangka sehingga buah menjadi busuk. Pengendalian lalat buah dapat menggunakan perangkap lalat (sexpheromone), caranya : metil eugenol dimasukkan dalam botol aqua, diikatkan botol aqua pada bambu dengan posisi horisontal, atau dapat pula menggunakan buah-buahan yang aromanya disukai lalat (misal nangka, timun) kemudian dicampur insektisida berbahan aktif metomil. Selain itu juga dapat dilakukan penyemprotan menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Tikus Hama tikus menyerang buah semangka sewaktu malam hari, sedangkan siang hari biasanya hama ini bersembunyi dalam sarang. Cara pengendalian hama tikus dapat dengan memberikan umpan yang telah dicampur rodentisida, campuran ini ditaruh di depan lubang tikus yang masih aktif, ditandai adanya sisa-sisa makanan baru pada lubang atau terlihat bekas dilalui tikus. Selain itu bisa juga dengan cara, pada lubang sarang aktif diberi karbit, siram menggunakan air kemudian lubang ditutup lagi dengan tanah agar gas yang ditimbulkan oleh karbit tidak keluar. Nematoda Serangan nematoda ditandai adanya bintil-bintil pada akar. Nematoda merupakan cacing tanah berukuran sangat kecil, hama ini merupakan cacing parasit yang menyerang bagian akar tanaman semangka. Bekas gigitan cacing ini akhirnya menyebabkan serangan sekunder, seperti layu bakteri, layu fusarium, busuk phytopthora atau cendawan lain penyerang akar. Cara pengendalian nematoda adalah dengan pemberian insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam.

PENYAKIT TANAMAN SEMANGKA
Rebah Semai Rebah semai biasa menyerang tanaman semangka pada fase pembibitan. Cara pengendalian penyakit ini menggunakan penyemprotan fungisida sistemik berbahan aktif propamokarb hidroklorida, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf. Dosis/konsentrasi ½ dari dosis terendah yang tertera pada kemasan. Layu Bakteri Penyakit layu bakteri sering menggagalkan budidaya semangka, Serangannya disebabkan oleh bakteri. Upaya pengendalian layu bakteri antara lain meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman terserang, melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan secara kimiawi menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin, dosis/konsentrasi sesuai pada kemasan. Sebagai pencegahan, secara biologi berikan trichoderma saat persiapan lahan, pada umur 20hst dan 35 hst dilakukan pengocoran menggunakan pestisida organik pada tanah, contoh wonderfat. Dosis/konsentrasi sesuai pada kemasan. Layu Fusarium Gejala yang ditimbulkan oleh layu fusarium hampir sama dengan layu bakteri, yang membedakan hanyalah penyebabnya. Layu fusarium disebabkan oleh serangan jamur. Upaya pengendalian penyakit layu fusarium antara lain meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman terserang, melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan secara kimiawi menggunakan fungisida berbahan aktif benomil, metalaksil atau propamokarb hidroklorida, dosis/konsentrasi sesuai pada kemasan. Sebagai pencegahan, secara biologi dapat diberikan trichoderma saat persiapan lahan, pada umur 20hst dan 35 hst dilakukan pengocoran menggunakan pestisida organik pada tanah, contoh wonderfat. Dosis/konsentrasi sesuai pada kemasan. Busuk Phytopthora Penyakit ini menyerang semua bagian tanaman semangka. Batang terserang ditandai bercak coklat kehitaman serta kebasah-basahan. Serangan serius menyebabkan tanaman semangka layu. Daun semangka terserang seperti tersiram air panas. Buah terserang ditandai adanya bercak kebasah-basahan yang menjadi coklat kehitaman serta lunak. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah metalaksil, propamokarb hidrokloroda, simoksanil atau dimetomorf dan fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram. Dosis/konsentrasi sesuai pada kemasan. Gummy Stem Blight Penyakit ini bermula dari bagian bawah batang tanaman semangka nampak seperti tercelup minyak, selanjutnya mengeluarkan cairan berwarna merah cokelat, akhirnya tanaman semangka mati. Daun terserang ditandai bercak bundar melekuk ke dalam berwarna cokelat kehitaman lama kelamaan daun akan mengering. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim, tridemorf, difenokonazol, atau tebukonazol dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai pada kemasan. Powdery Mildew Gejala powdery mildew diawali dengan bercak bulat kecil berwarna keputihan pada permukaan bagian bawah daun. Kemudian bercak akan menyatu dan berkembang ke permukaan daun bagian atas sehingga daun seperti diselimuti tepung. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai pada kemasan. Downy Midew Terdapat bercak berwana kuning muda pada permukaan daun yang dibatasi oleh tulang daun, sedangkan permukaan bagian bawahnya terdapat massa spora berwarna kehitaman. Serangan parah menyebabkan pembusukan tulang daun yang akhirnya menyebabkan tanaman semangka mati. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai pada kemasan. Antraknosa Antraknosa sering juga diistilahkan dengan nama patek. Penyakit ini menyerang semua bagian tanaman semangka, ditandai adanya bercak agak bulat berwarna cokelat muda, lalu berubah menjadi cokelat tua sampai kehitaman. Semakin lama bercak melebar, menyatu akhirnya daun mengering. Gejala lain adalah bercak bulat memanjang berwarna kuning atau cokelat. Buah semangka terserang akan nampak bercak agak bulat serta berlekuk berwarna cokelat tua, disini cendawan akan membentuk massa spora berwarna merah jambu. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai pada kemasan. Bercak Daun Penyakit bercak daun dalam budidaya semangka disebabkan oleh serangan bakteri, bakteri ini berkembang pesat terutama saat musim hujan. Serangan ditandai adanya bercak putih dan bersudut karena dibatasi tulang daun. Kemudian bercak berubah menjadi cokelat kelabu serta bagian bawah daun mengeluarkan cairan, akhirnya daun semangka mengering. Pengendalian penyakit bercak daun menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin, atau dari golongan anorganik seperti tembaga. Dosis/konsentrasi sesuai pada kemasan. Virus Virus merupakan penyakit yang sangat berpotensi menimbulkan kegagalan budidaya semangka terutama saat musim kemarau. Gejala serangan umumnya ditandai pertumbuhan tanaman semangka mengerdil, daun mengeriting serta terdapat bercak kuning kebasah-basahan. Penyakit virus sampai saat ini belum ditemukan penangkalnya. Penyakit virus ditularkan dari satu tanaman ke tanaman lain melalui vektor atau penular. Beberapa hama yang sangat berpotensi menjadi penular virus diantaranya adalah thrips, kutu daun, kutu kebul, dan tungau. Manusia dapat juga berperan sebagai penular virus, baik melalui alat-alat pertanian maupun tangan terutama saat pemangkasan. Beberapa upaya penanganan virus antara lain : membersihkan gulma (karena gulma berpotensi menjadi inang virus), mengendalikan hama/serangga penular virus, memusnahkan tanaman semangka terserang virus, kebersihan alat serta memberi pemahaman kepada tenaga kerja agar tidak ceroboh saat melakukan penanganan terhadap tanaman semangka. Strategi Pengendalian Hama dan Penyakit Budidaya Semangka : Pengendalian hama gangsir, ulat tanah, nematoda dilakukan secara bersamaan cukup satu kali pemberian insektisida, yaitu 1gram per lubang tanam. Pengendalian hama ulat grayak, ulat jengkal, thrips, kutu daun, kutu kebul, tungau, kumbang daun, lalat buah dan penyakit menggunakan pestisida harus dilakukan berseling atau penggantian bahan aktif yang tertera di atas setiap kali melakukan penyemprotan (jangan menggunakan bahan aktif yang sama secara berturut-turut). Penyakit Fisiologis Tanaman Semangka Penyebab dari penyakit fisiologis adalah iklim yang ekstrim, ketidakseimbangan unsur hara, serta kandungan mineral berbahaya. Beberapa penyakit fisiologis yang sering dialami pada budidaya semangka adalah : Busuk Ujung Buah (blossom-end rot) Penyakit ini disebabkan oleh kekurangan kalsium. Serangan penyakit akan lebih berat apabila budidaya semangka dilakukan di daerah dengan udara panas, kering, dan berangin yaitu ketika terjadi kondisi kekurangan air. Gejala akibat kekurangan kalsium adalah gugur buah dan terdapat busuk berwarna cokelat di ujung buah. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan pemberian pupuk berkandungan kalsium tinggi. Pecah Daging Buah Masalah ini disebut juga internal cracking, disebabkan oleh pertumbuhan labil (tidak stabil), yaitu terlalu cepat pada satu fase dan terlalu terlambat pada fase selanjutnya atau sebaliknya. Gejala penyakit pecah daging buah adalah buah berbentuk tidak normal serta berasa hambar. Daging buah tidak sempurna dan retak-retak. Pengendalian penyakit ini dengan perlakukan tanaman secara tepat sesuai teknik budidaya semangka seperti diuraikan di atas, mulai dari pengairan, pemangkasan, pemupukan, serta pengendalian hama penyakit. Rasa Buah Tidak Manis Pada kondisi tertentu buah semangka berasa hambar. Hal ini biasanya terjadi karena kekurangan berbagai unsur hara, terutama unsur kalium, magnesium, boron. Pengendalian masalah ini dapat dilakukan dengan pemupukan berimbang sesuai cara pemupukan di atas. Tanaman Kerdil Tanaman semangka tampak kerdil beruas pendek. Batang tanaman menjadi kaku, terdapat beberapa luka/retakan yang mengeluarkan lendir berwarna cokelat kekuningan. Batang mudah patah, jika serangan berlanjut hingga tanaman dewasa, tanaman semangka sulit menghasilkan buah, kalaupun berbuah bentuknya tidak normal. Pengendalian penyakit ini dengan memberikan pupuk mikro berkandungan boron tinggi, seperti pupuk borate, dosis/konsentrasi 2 g/tanaman. Daun Menguning Dari Bagian Tepi Penyakit ini disebabkan oleh kekurangan unsur kalium. Gejala penyakit fisiologis kekurangan unsur kalium ini adalah terjadinya perubahan warna daun menjadi kuning muda dimulai dari bagian tepi daun. Semakin lama warna kuning berubah menjadi cokelat serta salah satu sisinya robek sehingga daun nampak bergerigi. Tanaman kekurangan kalium memiliki daya tahan rendah terhadap serangan hama penyakit maupun kekeringan. Selain itu, rasa buah juga kurang manis. Pengendalian penyakit ini adalah dengan pemupukan berimbang seperti cara pemupukan di atas, bila perlu tambahkan pupuk dengan kandungan kalium tinggi, seperti KNO3 saat melakukan pemupukan susulan. Klorosis Pada Tulang Daun Penyebab penyakit ini adalah kekurang unsur hara magnesium. Unsur magnesium berfungsi dalam membentuk klorofil (zat hijau daun) serta mengaktifkan enzim-enzim dalam proses metabolisme. Gejala kekuarangan unsur ini ditandai dengan klorosis diantara tulang daun, warna daun menguning, terdapat bercak merah kecoklatan, sedangkan tulang daun tetap berwarna hijau. Untuk mengatasi kekurangan unsur magnesium dapat dilakukan dengan pengapuran dan penyemprotan pupuk daun berkandungan magnesiun tinggi, misal magnesium sulfat. PANEN Panen merupakan kegiatan memetik buah semangka siap panen atau mencapai kematangan optimal sesuai standar yang ditentukan oleh pasar. Tujuannya adalah untuk memperoleh hasil sesuai dengan tingkat kematangan buah. Umumnya produk hortikultura merupakan produk yang cepat sekali rusak. Meskipun mutunya bagus, tetapi jika pemanenan dilakukan dengan cara tidak benar maka akan menurunkan kualitasnya. Penentuan saat panen didasarkan pada umur ketika terjadi penyerbukan. Panen dilakukan sekitar 27-30 hari setelah penyerbukan. Selain itu, panen juga dapat ditentukan dengan melihat ciri-ciri fisik buah sebagai berikut : Warna dan tekstur kulit buah semangka terlihat bersih, jelas, serta mengkilap. Sulur kecil yang berada di belakang tangkai buah telah berubah warna menjadi cokelat tua serta mengering. Bila buah semangka diketuk menggunakan jari terdengar suara agak berat. Tangkai buah semangka mengecil hingga terlihat tidak sebanding dengan ukuran buah itu sendiri. Bagian buah semangka yang terletak di atas landasan berubah warna dari putih menjadi kuning tua. Untuk menjaga kualitas buah semangka yang dicapai selama masa produksi, buah semangka siap panen harus segera dipetik dengan tepat. Hal-hal di bawah ini perlu diperhatikan antara lain : Panen sebaiknya dilakukan di pagi hari agar buah semangka lebih manis serta tahan penyimpanan. Panen saat sore hari juga dapat dilakukan asal tidak hujan atau sehabis hujan. Tangkai buah semangka dipotong sekitar 3-5 cm dari pangkal buah. Buah semangka hasil pemanenan dikumpulkan dalam keranjang, diberi alas dan diletakkan di tempat teduh, tidak terkena sinar matahari langsung.

Sumber : http://www.tanijogonegoro.com/2013/04/budidaya-semangka.html
Terima kasih Anda telah menghargai karya kami dengan tidak menghapus link sumbernya. Blog ini sudah dilindungi oleh sistem DMCA Protected mohon hati-hati dalam melakukan copy paste tanpa menyertakan link sumber.