Budidaya Semangka
SEMANGKA Semangka merupakan salah
satu jenis buah berkadar air tinggi serta banyak digemari oleh masyarakat
karena buah semangka memiliki cita rasa khas serta cara penyajiannya juga
mudah. Sementara bagi petani, budidaya semangka memberikan keuntungan cukup
besar karena produktivitas tanaman semangka tinggi apalagi masa budidaya buah
semangka juga singkat. Kemajuan teknologi yang semakin berkembang pesat membuat
kualitas dan daya adaptasi tanaman semangka terus meningkat. Disamping bentuk
buah beragam, baik warna maupun ukuran buah semangka juga semakin bervariasi.
Selain itu, sekarang bahkan sudah banyak dibudidayakan varietas semangka
nonbiji, harganya pun relatif terjangkau sehingga membuat buah semangka semakin
digemari oleh semua lapisan masyarakat.
CARA MENANAM SEMANGKA YANG BAIK
SYARAT TUMBUH TANAMAN SEMANGKA
Tanaman semangka memerlukan curah
hujan antara 40-50 mm/bulan, ketinggian tempat optimal 300 mdpl. Selain itu,
tanaman semangka membutuhkan intensitas sinar matahari penuh sepanjang hari
tanpa naungan untuk membantu proses fotosintesis. Agar diperoleh kualitas buah
tinggi, budidaya semangka membutuhkan suhu optimal berkisar 25-30 derajat C.
Kelembaban udara terlalu tinggi akan mendorong perkembangan penyakit, terutama
cendawan patogen. Budidaya semangka membutuhkan tanah gembur serta subur untuk
menopang pertumbuhan serta berproduksi optimum, seperti tanah bertekstur
lempung berpasir serta kaya akan kandungan bahan organik. Oleh karena itu,
pengolahan tanah secara intensif disertai penambahan pupuk organik dalam jumlah
cukup merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan budidaya semangka.
Jika penanaman semangka dilakukan di tanah berat, maka akan menekan laju
pertumbuhan, kualitas buahnya pun rendah, buah pecah-pecah. Budidaya semangka
membutuhkan air dalam pemeliharaannya karena 90% kandungan buah semangka
terdiri dari air. Lokasi penanaman untuk budidaya semangka sebaiknya dipilih
bukan bekas lahan tanaman semangka atau sefamili. Minimal sudah diberakan selama
2 tahun agar diperoleh hasil optimal.
PERSIAPAN TEKNIS BUDIDAYA SEMANGKA
Pengukuran pH tanah diperlukan dalam
menentukan jumlah pemberian kapur pertanian pada tanah masam atau pH rendah (di
bawah 6,5). Pengukuran bisa dilakukan menggunakan kertas lakmus, pH meter, atau
cairan pH tester. Pengambilan titik sampel bisa dilakukan secara zigzag.
PELAKSANAAN BUDIDAYA SEMANGKA
Persiapan Lahan Budidaya Semangka
Persiapan lahan budidaya semangka meliputi pembajakan dan penggaruan tanah,
pembuatan bedengan, pemberian kapur pertanian sebanyak 1,5 ton/ha untuk pH
tanah di bawah 6, pemberian pupuk kandang fermentasi sebanyak 40 ton/ha serta
pupuk NPK 15-15-15 sebanyak 1,5 ton/ha. Kemudian dilakukan
pengadukan/pencacakan agar pupuk yang sudah diberikan bercampur dengan tanah.
Pembuatan bedengan pada budidaya semangka dilakukan dengan cara mencangkul
tanah di bagian parit kemudian menaikkan tanah tersebut ke bagian atas bedengan
sehingga permukaan bedengan menjadi lebih tinggi. Bedengan dibuat selebar 5
meter, jarak antar bedengan 60 cm serta tinggi bedengan 40-60 cm. Langkah
selanjutnya, tanah di bagian tengah bedengan dibagi menjadi dua bagian lalu
diangkat ke masing-masing tepi bedengan sehingga kedua tepi bedengan akan
membentuk bedengan tanam dengan lebar 1 meter. Cara menanam semangka sistem
ini, dalam satu bedengan selebar 5 meter terdapat dua bedengan tanam selebar 1
meter. Kedua bedengan tanam tersebut dibuat miring ke arah tengah, pada titik
tengah pertemuan kedua bedengan dibuat saluran air selebar 20 cm, kedalaman 10
cm. Setelah bedengan siap, persiapan selanjutnya adalah pemasangan mulsa PHP
(Plastik Hitam Perak). Mulsa PHP dipasang pada bedengan tanam yang berada di
masing-masing tepi bedengan, sedangkan pada bagian yang miring ke arah tengah
bedengan ditutup rapat menggunakan jerami. Maksud dari perlakuan ini untuk
menekan pertumbuhan gulma. Mulsa PHP berukuran lebar 120 cm, sisi berwarna
perak menghadap ke atas, sedangkan sisi berwarna hitam menghadap ke tanah.
Pemasangan mulsa dilakukan saat terik matahari agar mulsa PHP mudah ditarik
serta lebih hemat pemakaian. Setelah mulsa terpasang dilakukan pembuatan lubang
tanam di bagian tepi luar bedengan, jarak antartanaman 60 cm. Masing-masing
bedengan tanam terdapat satu baris lubang tanam.
Persiapan Pembibitan dan Penanaman
Budidaya Semangka Persiapan pembibitan budidaya semangka membutuhkan rumah atau
sungkup pembibitan untuk melindungi bibit muda. Kemudian menyediakan media
semai dengan komposisi 20 liter tanah, 10 liter pupuk kandang, 150 g NPK halus.
Setelah itu media campuran dimasukkan ke dalam polibag semai. Benih yang akan
ditanam harus dipersiapkan secara benar sehingga setelah ditanam di lahan,
tanaman semangka memiliki pertumbuhan optimal dan menghasilkan buah semangka
berkualitas. Jumlah bibit semangka untuk budidaya semangka cara seperti ini
kurang lebih 8.000 tanaman/ha termasuk cadangan bibit penyulam. Kebutuhan benih
kurang lebih 500-600 gram. Sebelum melakukan penyemaian benih, sebaiknya benih
direndam dalam larutan fungisida sistemik berbahan aktif simokanil atau
metalaksil, dosis/konsentrasi ½ dari dosis terendah yang dianjurkan pada
kemasan selama 6 jam, baru kemudian benih disemai pada media. Untuk mempercepat
perkecambahan benih permukaan media ditutup menggunakan kain goni (bisa juga
menggunakan mulsa PHP) serta dijaga dalam keadaan lembab. Pembukaan penutup
permukaan media semai dilakukan apabila benih sudah berkecambah, baru kemudian
benih disungkup menggunakan plastik transparan. Pembukaan sungkup dimulai pada
jam 07.00-09.00, dibuka lagi jam 15.00-17.00. Umur 5 hari menjelang tanam
sungkup harus dibuka secara penuh untuk penguatan tanaman. Penyiraman bibit
tanaman semangka jangan terlalu basah serta dilakukan setiap pagi. Penyemprotan
menggunakan fungisida berbahan aktif simoksanil dan insektisida berbahan aktif
imidakloprid dilakukan umur 8 hss (hari setelah semai), dosis/konsentrasi ½
dari dosis terendah. Bibit berdaun sejati 4 helai siap dipindah tanam ke lahan.
Penanaman sebaiknya dilakukan saat pagi hari sebelum jam 10.00 atau sore hari
setelah jam 15.00 untuk menghindari tanaman mengalami stress tinggi akibat
sengatan terik matahari. Cara penanamannya mula-mula lepaskan bibit beserta
medianya dari polybag semai. Lakukan secara hati-hati agar media tidak pecah,
setelah itu masukkan bibit ke dalam lubang tanam yang sudah dipersiapkan hingga
leher akar tertutup tanah. Kemudian tanah di sekitar bibit sedikit dipadatkan
menggunakan tangan. Usahakan posisi bibit setelah ditanam dalam keadaan tegak
supaya tidak ada bagian bibit tanaman semangka yang menyentuh mulsa. Untuk
memudahkan pemeliharan, pastikan bibit berukuran sama ditanam pada satu lokasi
tertentu.
PEMELIHARAAN TANAMAN PADA BUDIDAYA
SEMANGKA
Pada budidaya semangka, perawatan
atau pemeliharaan tanaman harus dilakukan secara rutin semenjak setelah selesai
penanaman hingga buah semangka dipanen. Upaya pemeliharaannya antara lain
penyulaman, pemangkasan dan pembentukan tajuk, sanitasi lahan dan pengairan,
pemupukan susulan, pemeliharaan buah, serta pengendalian hama penyakit tanaman.
Penyulaman Pada Budidaya Semangka Penyulaman pada budidaya semangka paling
lambat dilakukan umur 3 hari setelah tanam (HST) sampai umur tanaman 10 hari.
Tanaman semangka yang sudah terlalu tua apabila masih terus disulam
mengakibatkan pertumbuhan tidak seragam, hal ini akan berpengaruh terhadap
perawatan tanaman semaangka serta pengendalian hama penyakit ketika berumur
dewasa. Pemangkasan dan Pembentukan Tajuk Tanaman Pada Budidaya Semangka
Pemangkasan merupakan kegiatan membuang cabang tidak produktif untuk membentuk
percabangan optimum. Kegiatan ini bertujuan menyeragamkan pertumbuhan tanaman
semangka, menjamin proses produksi berlangsung maksimal, menekan resiko
serangan hama penyakit, serta merangsang tumbuhnya tunas-tunas produktif. Umur
10-12 HST tanaman semangka mulai membentuk 5-6 helai daun sejati. Tahap ini
merupakan waktu paling baik untuk melakukan pemangkasan bentuk. Pemotongan
titik tumbuh dilakukan dengan menggunting sekitar 2 cm bagian paling pucuk
menggunakan gunting, sebelumnya gunting dicelupkan ke dalam larutan fungisida.
Tujuan pencelupan gunting ke dalam larutan fungisida untuk menghindari infeksi
penyakit setelah pemotongan, terutama serangan cendawan. Sisa pemotongan jangan
sampai berserakan di lahan karena berpotensi menjadi penular penyakit, sisa
potongan tersebut harus dikumpulkan dan dimusnahkan segera setelah kegiatan
pemangkasan selesai. Pemangkasan pucuk atau titik tumbuh jangan sampai
terlambat karena akan berdampak terhadap produktivitas. Tunas baru akan muncul
4-5 hari setelah pemotongan pucuk. Setelah tunas baru membentuk 4-5 ruas,
lakukan pemilihan 3 tunas dengan pertumbuhan cepat dan seragam, tunas-tunas ini
terus dipelihara menjadi tunas produktif. Ketiga tunas produktif tersebut
diatur membentuk huruf W berjarak antarcabang 15-20 cm. Arahkan menjalar sesuai
arah kemiringan bedengan. Tunas atau cabang yang tidak terpilih dipotong
menggunakan gunting, gunting potong sebelumnya dicelupkan terlebih dahulu ke
dalam larutan fungisida. Sisa potongan tunas tersebut dikumpulkan lalu segera
dimusnahkan. Agar hasil fotosintesis tidak digunakan untuk membentuk tunas
tidak produktif, maka seluruh cabang sekunder di bawah ruas atau daun ke-14
dipotong, sebaiknya proses pemotongan dilakukan secara periodik. Sanitasi Lahan
dan Pengairan Budidaya Semangka Sanitasi lahan pada budidaya semangka merupakan
kegiatan membersihkan areal budidaya. Sanitasi lahan pada budidaya semangka ini
meliputi : pengendalian gulma/rumput, pengendalian air saat musim hujan
sehingga tidak muncul genangan, pemusnahan ranting atau cabang bekas
pemangkasan, serta pencabutan dan pemangkasan bagian tanaman semangka terserang
hama penyakit. Kegiatan sanitasi lahan pada budidaya semangka bertujuan
menjamin proses produksi berlangsung secara maksimal dengan menekan resiko serangan
organisme pengganggu tanaman (OPT) serta menekan persaingan dengan gulama untuk
mendapatkan sinar matahari dan unsur hara. Budidaya Tanaman semangka pada
dasarnya tidak membutuhkan air yang terlalu banyak. Walaupun demikian proses
fotosintesis sangat membutuhkan air. Oleh karena itu, pemberian air yang tepat
seefisien mungkin akan membantu menekan biaya sekaligus menghasilkan produksi
optimal. Pengairan atau irigasi adalah kegiatan memberi air sesuai kebutuhan
tanaman di daerah perakaran dengan air yang memenuhi standar. Proses pengairan
dilakukan pada waktu, cara, dan jumlah yang tepat untuk menjamin kebutuhan air
bagi tanaman sehingga pertumbuhan dan proses produksinya berjalan dengan baik.
Saat sebelum tanam dan setelah tanam, bibit disiram cukup basah agar bibit
tidak stress kekeringan sehingga dapat segera beradaptasi dengan kondisi di
lahan. Tiga hari setelah tanam lakukan pengontrolan, jika terjadi kekeringan
maka tanaman semangka yang baru dipindah ke lahan harus segera diairi. Hal ini
perlu diperhatikan karena pada fase-fase ini akar tanaman semangka belum tumbuh
dan masih dalam tahap penyesuaian diri dengan lingkungan barunya. Ketika musim
kemarau pengairan dilakukan dua hari sekali sampai menjelang berbunga, atau
sekitar 21 HST. Menjelang pembungaan atau sebelum bunga mekar perlu dilakukan
penggenangan lahan setiap hari, hal ini bertujuan menjaga kerontokan bunga.
Setelah memasuki proses pembungaan sebaiknya lahan tidak diairi dulu agar
pembentukan buah semangka tidak terganggu serta buahnya tidak mudah pecah.
Sewaktu buah semangka sudah sebesar telur ayam perlu dilakukan pengairan, hal
ini bertujuan menjaga kelembaban lahan agar tetap stabil serta ukuran buah bisa
optimal. Setelah dilakukan seleksi buah semangka, kelembaban lahan perlu dijaga
sampai sekitar 23 hari dari bunga mekar. Fase ini merupakan fase pembentukan
buah, apabila kekurangan air kulit buah semangka akan mengeras, kemudian
setelah diairi kembali buah semangka akan banyak yang pecah kemudian membusuk.
Setelah 24 hari semenjak pembungaan, pengairan sedikit demi sedikit harus
dikurangi. Hingga 10 hari menjelang panen, pengairan dihentikan agar lahan
menjadi kering, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh kadar gula tinggi dalam
buah semangka, serta memudahkan pemanenan semangka. Pemupukan Susulan Budidaya
Semangka Tanaman semangka merupakan tanaman berumur pendek. Disamping itu,
pertumbuhan tanaman semangka juga sangat cepat. Pemberian pupuk dasar saat
persiapan lahan masih belum mencukupi untuk pencapaian produksi optimal. Oleh
karena itu, pemupukan susulan budidaya semangka perlu dilakukan, bertujuan
memberikan unsur hara tambahan pada tanaman semangka agar nutrisi tanaman
terpenuhi sehingga menjamin pertumbuhan secara optimal serta menghasilkan
produksi bermutu sesuai standar kualitas produk. Pupuk akar diberikan dengan
cara pengocoran. Pupuk susulan pertama diberikan umur 5 hst menggunakan pupuk
NPK 15-15-15, dosis 3kg NPK 15-15-15, 1kg ZK dilarutkan dalam 200lt air, untuk
1000 tanaman, tiap tanaman diberikan 200ml. Pupuk susulan kedua diberikan umur
15 hst menggunakan pupuk NPK 15-15-15, dosis 4kg NPK 15-15-15, 2kg ZK
dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman diberikan 200ml.
Pupuk susulan ketiga diberikan setelah seleksi buah (25-30 hst) menggunakan
pupuk NPK 15-15-15, dosis 4kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk
1000 tanaman, tiap tanaman diberikan 200ml. Pupuk susulan keempat diberikan
7-10 hari setelah pemupukan ketiga menggunakan pupuk NPK 15-15-15, dosis 4kg
NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman
diberikan 200ml. Pemeliharaan Buah Semangka Buah semangka yang sudah terbentuk
perlu diseleksi dan dipelihara agar pertumbuhan ukurannya maksimal sesuai
deskripsi varietas serta mencapai standar mutu yang ditetapkan oleh pasar
tujuan. Langkah pemeliharan buah semangka mencakup seleksi buah dan pembalikan
buah. Seleksi buah semangka ditunjukan untuk mendapatkan buah semangka dengan
pertumbuhan paling optimum dan berbentuk sempurna. Untuk tujuan budidaya
semangka varietas berukuran besar, sebaiknya dipilih 1 buah semangka yang
memiliki pertumbuhan paling baik. Seleksi buah dilakukan ketika buah semangka
yang terbentuk sudah berukuran sebesar telur ayam. Pilih satu diantara buah
semangka yang terbentuk pada 3 cabang. Kriteria buah semangka pilihan adalah
buah yang memiliki pertumbuhan paling bagus. Bila pertumbuhan buah semangka
seragam, pilih dari cabang yang paling vigor. Untuk varietas berbobot buah
kecil (kurang dari 2 kg), pada satu tanaman dapat dibesarkan 2-3 buah. Buah semangka
dipelihara dipilih yang berada di cabang yang berbeda dengan posisi ruas yang
seragam, yaitu pada ruas 13-15 agar keseragaman buah semangka dapat terpenuhi.
Pemotongan terhadap buah semangka yang tidak lolos seleksi dilakukan saat cuaca
panas setelah pukul 09.00. Hal ini dimaksudkan agar menghindari infeksi
penyakit pada bekas potongan buah. Buah semangka yang tidak dipilih dipotong
menggunakan gunting, sebelumnya gunting direndam terlebih dahulu dalam larutan
fungisida. Buah semangka hasil potongan dikumpulkan untuk segera dimusnahkan.
Pembalikan buah semangka merupakan kegiatan membalik buah agar bagian buah
semangka di bawah bertukar posisi dengan bagian buah yang berada di atas. Hal
ini bertujuan mengurangi kelembaban berlebihan pada salah satu sisi buah
semangka serta memberikan penyinaran berimbang pada seluruh bagian buah.
PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT PADA
BUDIDAYA SEMANGKA HAMA TANAMAN SEMANGKA Gangsir Hama gangsir menyerang batang
tanaman muda terutama tanaman semangka yang baru saja pindah tanam. Serangan
gangsir dilakukan di malam hari, dengan cara memotong batang tanaman semangka
tetapi tidak memakannya. Hama ini bersembunyi di dalam tanah dengan membuat
liang dalam tanah, keberadaan gangsir dapat dicirikan adanya onggokan tanah
pada muka liang. Cara pengendalian hama gangsir dalaam budidaya semangka ini
adalah dengan pemberian insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram
pada lubang tanam. Ulat Tanah Hama ulat tanah jenis ini juga menyerang tanaman
semangka di malam hari, sedangkan siang harinya bersembunyi di dalam tanah atau
di balik mulsa PHP. Ulat tanah menyerang batang tanaman muda dengan cara
memotongnya, sehingga sering dinamakan juga ulat pemotong. Cara pengendalian
hama ulat tanah dalam budidaya semangka adalah dengan pemberian insektisida
berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam. Ulat Grayak Ulat
grayak menyerang daun tanaman semangka bersama-sama dalam jumlah sangat banyak,
hama ulat jenis ini biasanya menyerang tanaman semangka di malam hari.
Pengendalian ulat grayak dalam budidaya semangka adalah dengan penyemprotan
insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos,
metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk
kemasan. Ulat Jengkal Gejala serangan ulat jengkal ditandai pada tepi daun muda
terdapat bekas gigitan serangga, makin lama makin ke tengah hingga tersisa
tulang daunnya. Pengendalian hama ulat jengkal dalam budidaya semangka adalah
dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin,
profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo.
Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Thrips Serangan hama thrips
ditandai adanya bercak-bercak keperakan pada daun tanaman semangka terserang.
Hama ini lebih suka mengisap cairan daun muda sehingga menyebabkan daun tanaman
semangka terserang mengeriting, akhirnya tanaman semangka menjadi kerdil.
Pengendalian hama thrips dalam budidaya semangka adalah dengan penyemprotan
insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid,
klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai
petunjuk pada kemasan. Kutu Daun Hama kutu daun mengisap cairan tanaman
semangka terutama pada daun muda, kotoran dari hama kutu jenis ini berasa manis
sehingga mengundang semut. Daun tanaman semangka terserang mengalami
klorosis(kuning), menggulung, mengeriting, akhirnya tanaman semangka menjadi
kerdil. Pengendalian hama kutu daun dalam budidaya semangka adalah dengan cara
penyemprotan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid,
asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi
sesuai petunjuk kemasan. Kutu Kebul Hama ini berwarna putih, bersayap, tubuhnya
diselimuti serbuk putih seperti lilin. Hama kutu kebul menyerang serta
menghisap cairan sel daun sehingga sel-sel dan jaringan daun rusak.
Pengendalian hama kutu kebul dalam budidaya semangka adalah dengan cara
penyemprotan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid,
asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi
sesuai petunjuk kemasan. Tungau Hama tungau bersembunyi di balik daun kemudian
menghisap cairan daun. Daun semangka terserang berwarna kecoklatan,
terpelintir, serta permukaan bawah daunnya terdapat benang-benang halus
berwarna merah atau kuning. Pengendalian tungau adalah dengan cara penyemprotan
insektisida akarisida berbahan aktif propargit, dikofol, tetradifon, piridaben,
klofentezin, amitraz, abamektin, atau fenpropatrin. Dosis/konsentrasi sesuai
petunjuk pada kemasan. Kumbang Daun Kumbang daun dinamakan juga oteng-oteng.
Serangannya ditandai adanya bekas gigitan serangga membentuk guratan-guratan
konsentris pada daun. Selain merusak daun kumbang ini juga merusak bunga
semangka. Pengendalian hama kumbang daun adalah dengan cara penyemprotan
insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos,
metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk
pada kemasan. Lalat Buah Lalat betina dewasa menyerang buah semangka dengan
cara menyuntikkan telurnya ke dalam buah, kemudian telur berubah menjadi larva,
telur-telur ini akhirnya menggerogoti buah semangka sehingga buah menjadi
busuk. Pengendalian lalat buah dapat menggunakan perangkap lalat (sexpheromone),
caranya : metil eugenol dimasukkan dalam botol aqua, diikatkan botol aqua pada
bambu dengan posisi horisontal, atau dapat pula menggunakan buah-buahan yang
aromanya disukai lalat (misal nangka, timun) kemudian dicampur insektisida
berbahan aktif metomil. Selain itu juga dapat dilakukan penyemprotan
menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos,
klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi
sesuai petunjuk pada kemasan. Tikus Hama tikus menyerang buah semangka sewaktu
malam hari, sedangkan siang hari biasanya hama ini bersembunyi dalam sarang.
Cara pengendalian hama tikus dapat dengan memberikan umpan yang telah dicampur
rodentisida, campuran ini ditaruh di depan lubang tikus yang masih aktif, ditandai
adanya sisa-sisa makanan baru pada lubang atau terlihat bekas dilalui tikus.
Selain itu bisa juga dengan cara, pada lubang sarang aktif diberi karbit, siram
menggunakan air kemudian lubang ditutup lagi dengan tanah agar gas yang
ditimbulkan oleh karbit tidak keluar. Nematoda Serangan nematoda ditandai
adanya bintil-bintil pada akar. Nematoda merupakan cacing tanah berukuran
sangat kecil, hama ini merupakan cacing parasit yang menyerang bagian akar
tanaman semangka. Bekas gigitan cacing ini akhirnya menyebabkan serangan
sekunder, seperti layu bakteri, layu fusarium, busuk phytopthora atau cendawan
lain penyerang akar. Cara pengendalian nematoda adalah dengan pemberian
insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam.
PENYAKIT TANAMAN SEMANGKA
Rebah Semai Rebah semai biasa
menyerang tanaman semangka pada fase pembibitan. Cara pengendalian penyakit ini
menggunakan penyemprotan fungisida sistemik berbahan aktif propamokarb
hidroklorida, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf.
Dosis/konsentrasi ½ dari dosis terendah yang tertera pada kemasan. Layu Bakteri
Penyakit layu bakteri sering menggagalkan budidaya semangka, Serangannya
disebabkan oleh bakteri. Upaya pengendalian layu bakteri antara lain
meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman terserang, melakukan penggiliran
tanaman serta penyemprotan secara kimiawi menggunakan bakterisida dari golongan
antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik,
validamisin, atau oksitetrasiklin, dosis/konsentrasi sesuai pada kemasan.
Sebagai pencegahan, secara biologi berikan trichoderma saat persiapan lahan,
pada umur 20hst dan 35 hst dilakukan pengocoran menggunakan pestisida organik
pada tanah, contoh wonderfat. Dosis/konsentrasi sesuai pada kemasan. Layu Fusarium
Gejala yang ditimbulkan oleh layu fusarium hampir sama dengan layu bakteri,
yang membedakan hanyalah penyebabnya. Layu fusarium disebabkan oleh serangan
jamur. Upaya pengendalian penyakit layu fusarium antara lain meningkatkan pH
tanah, memusnahkan tanaman terserang, melakukan penggiliran tanaman serta
penyemprotan secara kimiawi menggunakan fungisida berbahan aktif benomil,
metalaksil atau propamokarb hidroklorida, dosis/konsentrasi sesuai pada
kemasan. Sebagai pencegahan, secara biologi dapat diberikan trichoderma saat
persiapan lahan, pada umur 20hst dan 35 hst dilakukan pengocoran menggunakan
pestisida organik pada tanah, contoh wonderfat. Dosis/konsentrasi sesuai pada
kemasan. Busuk Phytopthora Penyakit ini menyerang semua bagian tanaman semangka.
Batang terserang ditandai bercak coklat kehitaman serta kebasah-basahan.
Serangan serius menyebabkan tanaman semangka layu. Daun semangka terserang
seperti tersiram air panas. Buah terserang ditandai adanya bercak
kebasah-basahan yang menjadi coklat kehitaman serta lunak. Pengendalian secara
kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan
adalah metalaksil, propamokarb hidrokloroda, simoksanil atau dimetomorf dan
fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah tembaga,
mankozeb, propineb, ziram, atau tiram. Dosis/konsentrasi sesuai pada kemasan.
Gummy Stem Blight Penyakit ini bermula dari bagian bawah batang tanaman
semangka nampak seperti tercelup minyak, selanjutnya mengeluarkan cairan
berwarna merah cokelat, akhirnya tanaman semangka mati. Daun terserang ditandai
bercak bundar melekuk ke dalam berwarna cokelat kehitaman lama kelamaan daun
akan mengering. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik,
contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah benomil, metil tiofanat,
karbendazim, tridemorf, difenokonazol, atau tebukonazol dan fungisida kontak
berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi
sesuai pada kemasan. Powdery Mildew Gejala powdery mildew diawali dengan bercak
bulat kecil berwarna keputihan pada permukaan bagian bawah daun. Kemudian
bercak akan menyatu dan berkembang ke permukaan daun bagian atas sehingga daun
seperti diselimuti tepung. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida
sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah benomil, metil
tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak
berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi
sesuai pada kemasan. Downy Midew Terdapat bercak berwana kuning muda pada
permukaan daun yang dibatasi oleh tulang daun, sedangkan permukaan bagian
bawahnya terdapat massa spora berwarna kehitaman. Serangan parah menyebabkan
pembusukan tulang daun yang akhirnya menyebabkan tanaman semangka mati.
Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif
yang bisa digunakan adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol,
atau tebukonazol, dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil,
azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai pada kemasan. Antraknosa
Antraknosa sering juga diistilahkan dengan nama patek. Penyakit ini menyerang
semua bagian tanaman semangka, ditandai adanya bercak agak bulat berwarna
cokelat muda, lalu berubah menjadi cokelat tua sampai kehitaman. Semakin lama
bercak melebar, menyatu akhirnya daun mengering. Gejala lain adalah bercak
bulat memanjang berwarna kuning atau cokelat. Buah semangka terserang akan
nampak bercak agak bulat serta berlekuk berwarna cokelat tua, disini cendawan
akan membentuk massa spora berwarna merah jambu. Pengendalian secara kimiawi
menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah
benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan
fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb.
Dosis/konsentrasi sesuai pada kemasan. Bercak Daun Penyakit bercak daun dalam
budidaya semangka disebabkan oleh serangan bakteri, bakteri ini berkembang
pesat terutama saat musim hujan. Serangan ditandai adanya bercak putih dan
bersudut karena dibatasi tulang daun. Kemudian bercak berubah menjadi cokelat
kelabu serta bagian bawah daun mengeluarkan cairan, akhirnya daun semangka
mengering. Pengendalian penyakit bercak daun menggunakan bakterisida dari
golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam
oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin, atau dari golongan anorganik
seperti tembaga. Dosis/konsentrasi sesuai pada kemasan. Virus Virus merupakan
penyakit yang sangat berpotensi menimbulkan kegagalan budidaya semangka
terutama saat musim kemarau. Gejala serangan umumnya ditandai pertumbuhan
tanaman semangka mengerdil, daun mengeriting serta terdapat bercak kuning
kebasah-basahan. Penyakit virus sampai saat ini belum ditemukan penangkalnya.
Penyakit virus ditularkan dari satu tanaman ke tanaman lain melalui vektor atau
penular. Beberapa hama yang sangat berpotensi menjadi penular virus diantaranya
adalah thrips, kutu daun, kutu kebul, dan tungau. Manusia dapat juga berperan
sebagai penular virus, baik melalui alat-alat pertanian maupun tangan terutama
saat pemangkasan. Beberapa upaya penanganan virus antara lain : membersihkan
gulma (karena gulma berpotensi menjadi inang virus), mengendalikan
hama/serangga penular virus, memusnahkan tanaman semangka terserang virus,
kebersihan alat serta memberi pemahaman kepada tenaga kerja agar tidak ceroboh
saat melakukan penanganan terhadap tanaman semangka. Strategi Pengendalian Hama
dan Penyakit Budidaya Semangka : Pengendalian hama gangsir, ulat tanah, nematoda
dilakukan secara bersamaan cukup satu kali pemberian insektisida, yaitu 1gram
per lubang tanam. Pengendalian hama ulat grayak, ulat jengkal, thrips, kutu
daun, kutu kebul, tungau, kumbang daun, lalat buah dan penyakit menggunakan
pestisida harus dilakukan berseling atau penggantian bahan aktif yang tertera
di atas setiap kali melakukan penyemprotan (jangan menggunakan bahan aktif yang
sama secara berturut-turut). Penyakit Fisiologis Tanaman Semangka Penyebab dari
penyakit fisiologis adalah iklim yang ekstrim, ketidakseimbangan unsur hara,
serta kandungan mineral berbahaya. Beberapa penyakit fisiologis yang sering
dialami pada budidaya semangka adalah : Busuk Ujung Buah (blossom-end rot)
Penyakit ini disebabkan oleh kekurangan kalsium. Serangan penyakit akan lebih
berat apabila budidaya semangka dilakukan di daerah dengan udara panas, kering,
dan berangin yaitu ketika terjadi kondisi kekurangan air. Gejala akibat
kekurangan kalsium adalah gugur buah dan terdapat busuk berwarna cokelat di
ujung buah. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan pemberian pupuk
berkandungan kalsium tinggi. Pecah Daging Buah Masalah ini disebut juga
internal cracking, disebabkan oleh pertumbuhan labil (tidak stabil), yaitu
terlalu cepat pada satu fase dan terlalu terlambat pada fase selanjutnya atau
sebaliknya. Gejala penyakit pecah daging buah adalah buah berbentuk tidak
normal serta berasa hambar. Daging buah tidak sempurna dan retak-retak.
Pengendalian penyakit ini dengan perlakukan tanaman secara tepat sesuai teknik
budidaya semangka seperti diuraikan di atas, mulai dari pengairan, pemangkasan,
pemupukan, serta pengendalian hama penyakit. Rasa Buah Tidak Manis Pada kondisi
tertentu buah semangka berasa hambar. Hal ini biasanya terjadi karena
kekurangan berbagai unsur hara, terutama unsur kalium, magnesium, boron.
Pengendalian masalah ini dapat dilakukan dengan pemupukan berimbang sesuai cara
pemupukan di atas. Tanaman Kerdil Tanaman semangka tampak kerdil beruas pendek.
Batang tanaman menjadi kaku, terdapat beberapa luka/retakan yang mengeluarkan
lendir berwarna cokelat kekuningan. Batang mudah patah, jika serangan berlanjut
hingga tanaman dewasa, tanaman semangka sulit menghasilkan buah, kalaupun
berbuah bentuknya tidak normal. Pengendalian penyakit ini dengan memberikan pupuk
mikro berkandungan boron tinggi, seperti pupuk borate, dosis/konsentrasi 2
g/tanaman. Daun Menguning Dari Bagian Tepi Penyakit ini disebabkan oleh
kekurangan unsur kalium. Gejala penyakit fisiologis kekurangan unsur kalium ini
adalah terjadinya perubahan warna daun menjadi kuning muda dimulai dari bagian
tepi daun. Semakin lama warna kuning berubah menjadi cokelat serta salah satu
sisinya robek sehingga daun nampak bergerigi. Tanaman kekurangan kalium
memiliki daya tahan rendah terhadap serangan hama penyakit maupun kekeringan.
Selain itu, rasa buah juga kurang manis. Pengendalian penyakit ini adalah
dengan pemupukan berimbang seperti cara pemupukan di atas, bila perlu tambahkan
pupuk dengan kandungan kalium tinggi, seperti KNO3 saat melakukan pemupukan susulan.
Klorosis Pada Tulang Daun Penyebab penyakit ini adalah kekurang unsur hara
magnesium. Unsur magnesium berfungsi dalam membentuk klorofil (zat hijau daun)
serta mengaktifkan enzim-enzim dalam proses metabolisme. Gejala kekuarangan
unsur ini ditandai dengan klorosis diantara tulang daun, warna daun menguning,
terdapat bercak merah kecoklatan, sedangkan tulang daun tetap berwarna hijau.
Untuk mengatasi kekurangan unsur magnesium dapat dilakukan dengan pengapuran
dan penyemprotan pupuk daun berkandungan magnesiun tinggi, misal magnesium
sulfat. PANEN Panen merupakan kegiatan memetik buah semangka siap panen atau
mencapai kematangan optimal sesuai standar yang ditentukan oleh pasar.
Tujuannya adalah untuk memperoleh hasil sesuai dengan tingkat kematangan buah.
Umumnya produk hortikultura merupakan produk yang cepat sekali rusak. Meskipun
mutunya bagus, tetapi jika pemanenan dilakukan dengan cara tidak benar maka
akan menurunkan kualitasnya. Penentuan saat panen didasarkan pada umur ketika
terjadi penyerbukan. Panen dilakukan sekitar 27-30 hari setelah penyerbukan.
Selain itu, panen juga dapat ditentukan dengan melihat ciri-ciri fisik buah
sebagai berikut : Warna dan tekstur kulit buah semangka terlihat bersih, jelas,
serta mengkilap. Sulur kecil yang berada di belakang tangkai buah telah berubah
warna menjadi cokelat tua serta mengering. Bila buah semangka diketuk
menggunakan jari terdengar suara agak berat. Tangkai buah semangka mengecil
hingga terlihat tidak sebanding dengan ukuran buah itu sendiri. Bagian buah
semangka yang terletak di atas landasan berubah warna dari putih menjadi kuning
tua. Untuk menjaga kualitas buah semangka yang dicapai selama masa produksi,
buah semangka siap panen harus segera dipetik dengan tepat. Hal-hal di bawah
ini perlu diperhatikan antara lain : Panen sebaiknya dilakukan di pagi hari
agar buah semangka lebih manis serta tahan penyimpanan. Panen saat sore hari
juga dapat dilakukan asal tidak hujan atau sehabis hujan. Tangkai buah semangka
dipotong sekitar 3-5 cm dari pangkal buah. Buah semangka hasil pemanenan
dikumpulkan dalam keranjang, diberi alas dan diletakkan di tempat teduh, tidak
terkena sinar matahari langsung.
Sumber : http://www.tanijogonegoro.com/2013/04/budidaya-semangka.html
Terima kasih Anda telah menghargai karya kami dengan tidak menghapus link sumbernya. Blog ini sudah dilindungi oleh sistem DMCA Protected mohon hati-hati dalam melakukan copy paste tanpa menyertakan link sumber.
Sumber : http://www.tanijogonegoro.com/2013/04/budidaya-semangka.html
Terima kasih Anda telah menghargai karya kami dengan tidak menghapus link sumbernya. Blog ini sudah dilindungi oleh sistem DMCA Protected mohon hati-hati dalam melakukan copy paste tanpa menyertakan link sumber.
0 komentar: