BUDIDAYA TERONG
PELAKSANAAN BUDIDAYA TERONG
Persiapan Lahan Budidaya Terong
Tanaman Terong |
Persiapan lahan budidaya terong meliputi pembajakan dan
penggaruan tanah, Pembuatan bedengan kasar selebar 110-120 cm, tinggi 40-70 cm
dan lebar parit 50-70 cm, pemberian kapur pertanian sebanyak 200 kg/rol mulsa
PHP (Plastik Hitam Perak) untuk tanah dengan pH di bawah 6,5, pemberian pupuk kandang fermentasi sebanyak 20 ton/ha
dan pupuk NPK 15-15-15 sebanyak 150 kg/rol mulsa PHP,
kemudian dilakukan pengadukan/pencacakan bedengan agar pupuk yang sudah
diberikan bercampur dengan tanah, persiapan selanjutnya pemasangan mulsa PHP,
pembuatan lubang tanam dengan jarak tanam ideal untuk musim kemarau 60 cm
x 60 cm sedangkan untuk musim penghujan bisa diperlebar 70 cm x 60 cm, kemudian
dilakukan pemasangan ajir.
Persiapan Pembibitan dan Penanaman Budidaya Terong
Persiapan pembibitan budidaya terong membutuhkan rumah atau
sungkup pembibitan untuk melindungi bibit muda. Kemudian menyediakan media
semai dengan komposisi 20 liter tanah, 10 liter pupuk kandang, dan 150 g NPK halus. Media campuran dimasukkan ke dalam
polibag semai. kemudian benih disemaikan pada polibag. Untuk mempercepat
perkecambahan benih permukaan media ditutup menggunakan kain goni (bisa juga
menggunakan mulsa PHP), dijaga dalam keadaan lembab.
Pembukaan penutup permukaan media semai dilakukan apabila
benih sudah berkecambah, baru kemudian benih disungkup menggunakan plastik
transparan. Pembukaan sungkup dimulai am 07.00 - 09.00, dibuka lagi jam
15.00-17.00. Umur 5 hari menjelang tanam sungkup harus dibuka secara penuh
untuk penguatan tanaman. Penyiraman jangan terlalu basah, dan dilakukan setiap
pagi. Penyemprotan dengan fungisida berbahan aktif simoksanil dan insektisida berbahan aktif imidakloprid pada umur
15 hss (hari setelah semai) dengan dosis ½ dosis terendah. Bibit berdaun sejati
4 helai siap pindah tanam ke lahan.
PEMELIHARAAN TANAMAN TERONG
Penyulaman Budidaya Terong
Penyulaman budidaya terong dilakukan sampai dengan
umur tanaman 2 minggu. Tanaman yang sudah terlalu tua apabila masih terus
disulam mengakibatkan pertumbuhan tidak seragam. Berpengaruh terhadap
pengendalian hama penyakit.
Perempelan dan Pengikatan Tanaman Budidaya Terong
Perempelan tunas samping pada tanaman terong dilakukan sampai pembentukan
cabang, baik cabang utama, cabang kedua, ketiga dan seterusnya di atas cabang
utama. Jadi di atas cabang utama, cabang dipelihara adalah cabang-cabang
produktif, dimana cabang-cabang produktif ini selalu diikuti dengan munculnya
bunga. Perempelan tunas samping dilakukan pada semua tunas yang keluar di
ketiak daun, baik di bawah cabang utama maupun di bawah cabang-cabang
produktif. Perempelan tunas di bawah cabang utama bertujuan memacu pertumbuhan
vegetatif tanaman agar tanaman terong tumbuh kekar, disamping itu juga menjaga
kelembaban pada saat tanaman terong sudah dewasa, sedangkan perempelan tunas
dibawah cabang-cabang produktif bertujuan menjaga kelembaban tanaman serta
mengoptimalkan produksi.
Perempelan daun di bawah
cabang utama dilakukan pada saat tajuk tanaman terong telah menutupi seluruh
daun bagian bawah, pada saat ini daun sudah tidak berfungsi secara optimal,
justru sangat disenangi hama penyakit tanaman. Perempelan pada daun juga
dilakukan bagi daun tua/terserang penyakit.
Sanitasi Lahan dan Pengairan Budidaya Terong
Sanitasi lahan pada budidaya terong meliputi : pengendalian
gulma/rumput, pengendalian air saat musim hujan sehingga tidak muncul genangan,
perempelan daun, pencabutan tanaman
terong yang terserang hama penyakit.
Pengairan diberikan secara
terukur, dengan penggenangan atau pengeleban seminggu sekali jika tidak turun
hujan. Penggenangan jangan terlalu tinggi, batas penggenangan hanya 1/3 dari
tinggi bedengan.
Pemupukan Susulan Budidaya Terong
Pupuk yang digunakan pada pemupukan susulan meliputi pupuk akar dan pupuk daun. Pupuk akar diberikan dengan cara pengocoran yaitu saat tanaman terong berumur
15 hst dan 30 hst berikan 3kg NPK 15-15-15 kemudian larutkan dalam 200lt air,
larutan ini dapat digunakan untuk 1000 tanaman dan masing-masing tanaman
terong diberikan 200ml. Pada umur 45 hst dosisnya 4kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk
1000 tanaman dan masing-masing tanaman terong diberikan 200ml. Sedangkan
pada umur 60 hst dan 75 hst, dosisnya 5kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk
1000 tanaman dan tiap tanaman terong 200ml.
Pupuk daun dengan kandungan Nitrogen tinggi
diberikan umur 14 hst dan 21 hst. Sedangkan kandungan Phospat, Kalium, mikro
tinggi diberikan umur 30 hst dan 60 hst.
PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT TANAMAN TERONG
Ulat Tanah
Ulat tanah
menyerang tanaman terong malam hari,
siang harinya bersembunyi di dalam tanah atau di balik mulsa PHP. Ulat tanah menyerang batang tanaman terong yang masih muda dengan
cara memotongnya, sehingga sering dinamakan juga ulat pemotong. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak
1gram pada lubang tanam.
Ulat Grayak
Ulat grayak
menyerang daun tanaman terong dalam
jumlah sangat banyak, ulat ini biasanya menyerang pada malam hari. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin,
deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau
dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Ulat Buah
Ulat buah menyerang terong
dengan cara mengebor buah sambil memakannya. Buah yang terserang akhirnya
berlubang. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin,
deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau
dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Kutu Daun
Kutu daun
mengisap cairan tanaman terong
terutama pada daun muda. Kotoran kutu daun berasa manis sehingga menggundang
semut. Daun terong yang terserang
mengalami klorosis (kuning), menggulung, mengeriting, akhirnya tanaman terong
menjadi kerdil. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif abamektin,
imidakloprid, tiametoksam, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau
lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Kutu Kebul
Kutu kebul berwarna
putih, bersayap dan tubuhnya diselimuti serbuk putih seperti lilin. Kutu kebul
menyerang serta menghisap cairan sel daun sehingga sel-sel dan jaringan daun
rusak. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif abamektin,
imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin.
Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Kumbang Kuning
Tanaman terong menjadi inang dari kumbang
kuning, kumbang berwarna kuning dengan seluruh tubuh diselimuti seperti
duri. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin,
deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau
dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Lalat Buah
Lalat buah
menyerang buah terong dengan cara menyuntikkan telurnya
ke dalam buah, kemudian telur berubah menjadi larva, telur-telur inilah yang
akhirnya menggerogoti buah terong sehingga buah menjadi busuk. Pengendalian lalat buah dapat menggunakan
perangkap lalat (sexpheromone), caranya : metil eugenol dimasukkan pada botol
aqua yang diikatkan pada bambu dengan posisi horisontal, atau dapat pula
menggunakan buah-buahan yang aromanya disukai lalat (misal nangka, timun)
kemudian dicampur insektisida berbahan aktif metomil. Selain
itu juga dapat dilakukan penyemprotan menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin,
deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau
dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
PENYAKIT
TANAMAN TERONG
Rebah Semai
Rebah semai
biasa menyerang tanaman terong pada
fase pembibitan. Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik berbahan aktif propamokarb
hidroklorida, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf dengan
dosis ½ dari dosis terendah yang tertera pada kemasan.
Layu Bakteri
Penyakit ini sering
menggagalkan tanaman, Serangannya disebabkan oleh bakteri. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan antara
lain meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman terong yang terserang,
melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan kimiawi menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif
kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau
oksitetrasiklin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Layu Fusarium
Gejala yang ditimbulkan layu fusarium hampir sama dengan layu bakteri, yang membedakan hanyalah
penyebabnya. Layu fusarium
disebabkan oleh serangan jamur. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan antara
lain meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman terong yang terserang,
melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan kimiawi menggunakan fungisida berbahan aktif benomil, metalaksil atau
propamokarb hidroklorida. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Busuk Phytopthora
Busuk phytopthora menyerang semua bagian tanaman
terong. Batang yang terserang ditandai bercak coklat kehitaman dan
kebasah-basahan. Serangan serius menyebabkan tanaman terong layu. Daun
terong yang terserang seperti tersiram air panas. Serangan pada buah ditandai
adanya bercak kebasah-basahan yang menjadi coklat kehitaman dan lunak. Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida
sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah
metalaksil, propamokarb hidroklorida, simoksanil, atau dimetomorf dan fungisida kontak berbahan aktif tembaga,
mankozeb, propineb, ziram, atau tiram. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk
pada kemasan.
Bercak Daun
Penyakit ini disebabkan oleh
serangan bakteri, berkembang pesat terutama pada musim hujan. Serangan ditandai
adanya bercak putih dan bersudut karena dibatasi tulang daun. Kemudian bercak
berubah menjadi cokelat kelabu serta bagian bawah daun mengeluarkan cairan,
akhirnya daun mengering. Pengendalian kimiawi menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif
kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau
oksitetrasiklin, atau dari golongan anorganik seperti tembaga.
Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Antraknosa
Antraknosa
sering juga diistilahkan dengan nama patek. Penyakit ini menyerang semua bagian
tanaman terong, ditandai dengan
adanya bercak agak bulat berwarna cokelat muda, lalu berubah menjadi cokelat
tua sampai kehitaman. Semakin lama bercak melebar dan menyatu akhirnya daun
mengering. Gejala lain adalah bercak bulat memanjang berwarna kuning atau
cokelat. Buah terong yang terserang
akan nampak bercak agak bulat dan berlekuk berwarna cokelat tua, disini
cendawan membentuk massa spora berwarna merah jambu. Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida
sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah benomil,
metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil,
azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Virus
Virus
sangat berpotensi menimbulkan kegagalan terutama pada musim kemarau. Gejala
serangan umumnya ditandai dengan pertumbuhan tanaman mengerdil, daun
mengeriting serta terdapat bercak kuning kebasah-basahan. Penyakit virus sampai saat ini belum ditemukan
penangkalnya. Penyakit ini ditularkan dari satu tanaman ke tanaman lain melalui
vektor atau penular. Beberapa hama yang sangat berpotensi menjadi penular virus
diantaranya kutu kebul, kutu daun, thrips, tungau. Manusia dapat juga berperan
sebagai penular virus, baik melalui alat-alat pertanian maupun tangan terutama
pada saat perempelan. Beberapa upaya penanganan virus antara lain : membersihkan
gulma (gulma berpotensi menjadi inang virus), mengendalikan hama/serangga
penular virus, memusnahkan tanaman
terong terserang virus, kebersihan alat serta memberi pemahaman kepada
tenaga kerja agar tidak ceroboh saat melakukan penanganan tanaman
terong.
Penyemprotan pestisida harus dilakukan berseling
atau penggantian bahan aktif yang tertera di atas setiap melakukan
penyemprotan, jangan menggunakan bahan aktif yang sama secara berturut-turut. Tanaman terong merupakan tanaman yang tahan
terhadap serangan hama penyakit, sehingga penyemprotan dapat dilakukan 1 minggu sekali atau
sesuai kebutuhan. Jadi penggunaan pestisida dapat dihemat.
PANEN
Buah terong dapat dipanen saat tanaman
terong berumur 55 hst. Buah yang dipanen adalah buah muda, warna buahnya
belum memudar. Untuk menjaga kondisi tanaman
terong agar tetap sehat, pada saat pemanenan gunakan alat seperti gunting,
sabit, pisau atau sejenisnya supaya bekas potongan tidak mudah terserang
penyakit terutama pada musim hujan.
0 komentar: